Butuh bantuan? Chat dengan kami via WhatsApp

About Us

Sentral Sistem Consulting was founded in 1999. Until now, Sentral Sistem has continued to develop into a consultant that focuses on increasing Performance through Human Resources Capacity Improvement and Business Process Automation.

Our Services

After 20th we still continue to providing more solution for you to meet the future's challenge

Why Us

Tailor Made

We never use same standard for each company. Every company is unique. Then, we always develop custom method.

Five Pillars of Transformation

We blend five basic foundations of transformation: Knowledge, Mindset, automation, people development, and Management improvement

No Success, No Pay

you only pay if we success improve your company

Delivered and Taught by Experts

Our consultant not only expert in knowledge, but also have intensive experience in practical

Free Consultation Program

Your benefit is more than your expense! And it's proven by exact agress calculation

What's new on sentral sistem?

Pentingnya Pengawasan K3 dalam Bekerja

Dunia kerja sering dikaitkan dengan kasus insiden dan angka kecelakaan kerja. Sebagai indikator keberhasilan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), zero accident sering kali ditetapkan sebagai target K3 di perusahaan. Namun, bagaimana agar target tersebut dapat tercapai? Faktor Terjadinya Accident Penting bagi perusahaan untuk memahami bagaimana insiden dapat terjadi. Insiden tidak serta merta terjadi begitu saja, insiden dapat diprediksi kapan terjadinya. Seperti bola salju, insiden dapat terjadi akibat perilaku berisiko yang sering diabaikan. Dalam Teori Domino dijelaskan bahwa accident dapat terjadi akibat beberapa faktor, di antaranya: kejadian near miss yang diabaikan/tidak ditindaklanjuti, perilaku tidak aman (unsafe act) dan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition), faktor internal (kondisi badan tidak fit, kurang menguasai pekerjaan) dan faktor eksternal (kurangnya motivasi kerja, beban kerja berlebih, tekanan dari atasan), lemahnya pengawasan K3, kurangnya komitmen K3 dari manajemen. Gambar 1. Teori Domino Fungsi Pengawasan K3 Apabila penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan sudah baik, perusahaan sudah menyediakan dokumen kerja, kebijakan, fasilitas, serta perlengkapan K3, namun masih terdapat kecelakaan kerja, maka yang perlu ditingkatkan adalah penerapan pengawasan K3 oleh manajemen. Fungsi manajemen adalah memastikan bahwa pekerja dapat menerapkan K3 di perusahaan dengan baik. Manajemen dapat melakukan penjadwalan untuk melakukan pengawasan K3 di lapangan. Pentingnya peran manajemen di lapangan akan lebih didengar dan diperhatikan oleh pekerja, sehingga dapat meningkatkan kepedulian pekerja dalam berperilaku aman. Baca juga: Upaya Kesehatan Kerja yang Terintegrasi dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pentingnya Pengawasan K3 Sebagai contoh, ketika terdapat pekerjaan risiko tinggi seperti pengelasan pada mesin produksi, HSE telah menerbitkan izin kerja dan JSA, pengecekan peralatan kerja sudah dilakukan, dan standar Alat Pelindung Diri (APD) telah ditetapkan, namun tidak ada pengawasan K3 terhadap pekerja saat melakukan pekerjaan pengelasan. Hal ini dapat menyebabkan perilaku tidak aman yang dapat dilakukan oleh pekerja, seperti APD yang dipakai tidak sesuai dengan standar dengan alasan tidak nyaman. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya insiden. Pengawasan K3 dapat dilakukan sebelum dan saat pekerjaan berlangsung untuk memastikan pekerjaan dijalankan sesuai dengan rencana dan potensi bahaya telah dikendalikan. Di sinilah peran penting manajemen untuk memastikan tidak adanya kelalaian sistem dalam bekerja. Pengawasan K3 tidak perlu dilakukan saat pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai. Pengawasan K3 oleh manajemen dapat dilakukan dengan mengingatkan akan pentingnya bahaya dan risiko K3 dalam bekerja. Dengan begitu, diharapkan pekerja dapat lebih peduli terhadap bahaya yang ada di area kerja masing-masing dan melakukan pengendalian yang sesuai dengan potensi bahaya yang ada. Penting bagi manajemen untuk memberikan motivasi kerja atau pujian kepada pekerja, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pekerja terhadap perusahaan. ***  Bila ada pertanyaan seputar implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L), Identifikasi Bahaya Risiko, Aspek Dampak Lingkungan dalam Penerapan Sistem Manajemen K3L, Penetapan Potensi Bahaya Besar dan Menengah di Perusahaan, Audit Risiko dan Kinerja K3L, Membangun Perilaku K3, Safety Maturity, Audit Risiko dan Kinerja Lingkungan, Sistem Informasi Elektronik Lingkungan Hidup (SIMPEL), yuk langsung hubungi Marketing Sentral Sistem Consulting! WA/Telp: 0821-2121-9252 (Marketing) | Email: marketing@sentralsistem.com Instagram: @sentral.sistem | LinkedIn: Sentral Sistem Consulting | Facebook: Sentral Sistem Consulting

Peran Sumur Resapan dalam Mencegah Banjir

Meningkatnya jumlah populasi manusia di muka bumi diperkirakan akan memberikan dampak terhadap lingkungan, salah satunya adalah perubahan bentuk atau lanskap permukaan bumi. Perubahan ini dapat terjadi karena manusia akan menggunakan lahan untuk membangun infrastruktur sebagai penunjang ekonomi atau tempat berlindung. Dalam hal ini, manusia akan mendirikan bangunan tempat tinggal, gedung perkantoran, pabrik, dan jalan di atas permukaan tanah. Pada saat permukaan tanah tertutup oleh bangunan, beton, atau aspal, hal ini akan menganggu siklus hidrologi. Siklus hidrologi merupakan siklus daur ulang atau perputaran air di Bumi. Gambar Siklus Hidrologi Sumber: https://gpm.nasa.gov/ Siklus Air Hujan Hakekatnya, pada kondisi tertentu, air akan menguap, mengalami kondensasi, dan menyebabkan hujan. Pada saat hujan turun, dalam kondisi ideal, air hujan akan terserap ke permukaan tanah, mengalir ke sungai, mengalir ke danau, mengalir ke rawa, mengalir ke laut, dan diserap oleh tanaman. Namun, jika permukaan tanah tertutup oleh bangunan atau infrastruktur kedap air, hal ini akan memicu peningkatan volume air limpasan (run off) di lingkungan hidup. Air limpasan adalah air hujan yang tidak dapat diserap oleh tanah dan tanaman. Baca juga: Sejarah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Aliran Air Limpasan Selanjutnya, air limpasan akan mengalir ke daerah yang lebih rendah atau menuju sungai/danau. Jika tidak tersedia area penyerapan yang cukup, air limpasan akan menetap, memicu kejadian banjir di lingkungan. Ketika dialirkan ke sungai, hal ini dapat melebihi kapasitas sungai dan memicu banjir di lingkungan. Selanjutnya, jika air limpasan dialirkan ke danau atau sungai, diperkirakan akan mengganggu ekosistem air. Meningkatnya debit air dapat mengancam makhluk hidup yang tinggal di danau atau sungai. Pembangunan Berkelanjutan Melalui konsep pembangunan berkelanjutan, diharapkan pembangunan ekonomi dapat selaras dan berdampingan dengan aspek lingkungan hidup. Agar konsep pembangunan berkelanjutan dapat tercapai, pembangunan ekonomi perlu menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dengan kata lain, pada saat gedung dibangun, pabrik dibangun, perumahan dibangun, pengusaha, pemrakarsa, atau pemilik bangunan perlu menyediakan area sebagai tempat penyerapan air hujan sehingga tidak timbul air limpasan. Penyediaan area resapan dapat berbentuk seperti penyediaan sumur resapan, kolam resapan, atau lubang biopori. Gambar Konsep Sumur Resapan Sumber: Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 9 Tahun 2012 Manfaat Sumur Resapan Penyediaan sumur resapan atau kolam resapan di area gedung, pabrik, dan lainnya merupakan salah satu cara agar air limpasan tidak muncul di lingkungan hidup. Pada dasarnya, kolam atau sumur resapan adalah tempat yang diperuntukkan untuk menampung air hujan. Secara perlahan, air hujan akan terserap ke dalam tanah, sehingga air limpasan tidak muncul. Selain mencegah munculnya air limpasan, sumur resapan dan kolam resapan juga memiliki fungsi untuk menjaga pasokan air tanah, yang juga dapat mencegah penurunan permukaan tanah. Penerapan penyediaan sumur resapan atau kolam resapan di Indonesia secara regulasi telah diwajibkan. Pada saat pembangunan infrastruktur seperti gedung, pabrik, dan lainnya berlangsung, pemilik bangunan atau pemrakarsa harus menyediakan sumur resapan atau kolam resapan dengan ukuran tertentu sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Terdapat dua jenis sumur resapan yang dapat diterapkan, yaitu sumur resapan dangkal dan sumur resapan dalam. Pemilihan jenis sumur resapan dapat disesuaikan dengan kondisi tanah. *** Divisi Environmental Improvement Sentral Sistem Consulting siap melayani Anda untuk memberikan konsultasi lingkungan dan membantu Penyusunan Dokumen Persetujuan Lingkungan, SIMPEL, KLHK, Persetujuan Teknis Lingkungan, PROPER, dan Program Safe and Save (Program Improvement Lingkungan untuk Safe untuk lingkungan dan Save dari pengeluaran biaya lingkungan) Info lebih lanjut hubungi :  WA/Telp: 0821-2121-9252 (Marketing) | Email: marketing@sentralsistem.com Instagram: @sentral.sistem | LinkedIn: Sentral Sistem Consulting | Facebook: Sentral Sistem Consulting  

3 Program Kerja Berdasarkan Pasal 6 pada Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015

Dalam berbagai bidang industri yang terkenal saat ini, ISO 9001:2015 sudah dikenal dan merupakan salah satu pedoman standar dalam menerapkan implementasi sistem manajemen mutu. ISO 9001:2015 adalah salah satu standar internasional yang digunakan untuk menetapkan kebijakan dan sasaran mutu serta pencapaiannya. Standar ISO 9001:2015 ini memiliki 10 persyaratan atau pasal yang perlu dipenuhi agar setiap organisasi layak mendapatkan sertifikat ISO 9001:2015. Namun, ketika kita mendengar kata “sertifikat,” terkadang ada bagian atau organisasi yang menganggap itu hanya sekedar memenuhi persyaratan untuk mendapatkan sertifikat. Dengan adanya sertifikat, dapat membuktikan bahwa organisasi sudah memiliki sistem manajemen mutu yang sangat baik. Pemikiran tersebut membuat kita menjadi terbiasa bahwa untuk menjadi yang terbaik cukup dengan membuktikan dengan adanya sertifikat, padahal sistem berjalan baik ketika akan ada audit saja. Sisanya, ya sudah, yang penting organisasi jalan terus dan menarik perhatian pelanggan tanpa melihat sistem internal kita. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan dalam sistem manajemen mutu. PDCA (Plan, Do, Check, Action) Dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, banyak membahas berbagai aspek, mulai dari perencanaan, pengendalian, pengukuran, hingga perbaikan. Aspek-aspek ini merupakan bentuk dari PDCA (Plan, Do, Check, Action). Standar ini dirancang untuk membantu organisasi menciptakan sistem manajemen mutu yang lebih efektif, efisien, dan responsif terhadap perubahan dalam era ini. Jadi, tidak hanya sekedar mendapatkan sertifikat dan bukti dokumen. Salah satu bentuk PDCA yang pertama adalah plan atau aspek perencanaan. Perencanaan merupakan hal penting pertama dalam menjalankan sistem manajemen mutu untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Karena jika kita gagal dalam merencanakan, sama saja kita merencanakan untuk gagal. Baca juga: Perlunya Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Pihak Berkepentingan ISO 9001 Pasal 6 dalam Sistem Manajemen Mutu di ISO 9001:2015 Terdapat aspek perencanaan dalam ISO 9001:2015, yaitu pada pasal 6. Pasal 6 ini membahas perencanaan dalam Sistem Manajemen Mutu di ISO 9001:2015. Perencanaan itu sendiri terdiri dari: 1. Pasal 6.1, terkait perencanaan terhadap risiko dan peluang Mengapa risiko dan peluang perlu direncanakan? Dalam standar ISO 9001:2015, perencanaan risiko dan peluang ini didasarkan pada identifikasi risiko dan peluang yang terkait dengan proses bisnis organisasi. Identifikasi ini diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kendala dalam suatu proses yang dapat mengakibatkan gangguan pada sistem, atau kemungkinan adanya peluang yang dapat mempercepat pencapaian tujuan organisasi tersebut. Sehingga, maksud dan tujuan dari Pasal 6.1 ini adalah: memberikan kepastian bahwa sistem manajemen mutu dapat mencapai hasil yang diinginkan, meningkatkan pengaruh yang diinginkan dalam suatu sistem, mencegah, atau mengurangi, pengaruh yang tidak diinginkan sehingga dapat lebih mudah mencapai tujuannya, adanya peningkatan dari organisasi. Dalam mencapai tujuan tersebut, organisasi dituntut untuk menciptakan program kerja untuk: membuat rencana tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang, bagaimana mengintegrasikan dan menerapkan tindakan pada proses sistem manajemen mutu, evaluasi efektivitas dari tindakan tersebut. 2. Pasal 6.2, terkait perencanaan dalam mencapai sasaran mutu Tidak hanya dalam merencanakan tindakan terhadap risiko dan peluang saja, organisasi juga memiliki target atau sasaran mutu. Sasaran mutu merupakan target mutu yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dalam waktu yang diinginkan. Sasaran mutu juga harus konsisten dengan kebijakan mutu, terukur, relevan dengan kesesuaian produk untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Tidak hanya itu, sasaran mutu itu sendiri perlu dikontrol dan dikomunikasikan. Komunikasi juga sangat penting, agar semua bagian dalam organisasi tidak hanya bekerja berdasarkan SOP saja, tetapi juga dapat berperan aktif dalam mencapai sasaran mutu. Sehingga, dalam mencapai sasaran mutu yang diinginkan, organisasi memerlukan program kerja untuk mencapai sasaran tersebut. Poin-poin dalam program kerja itu dapat terdiri dari: aktivitas yang perlu dikerjakan, sumber daya yang diperlukan, siapa penanggung jawab dari aktivitas tersebut, due Date pencapaian sasaran mutu, bagaimana proses evaluasi untuk sasaran mutu. 3. Pasal 6.3, terkait perencanaan perubahan dalam organisasi Perencanaan perubahan organisasi yang dimaksud adalah ketika organisasi membutuhkan perubahan Sistem Manajemen Mutu dalam organisasi sehingga perlu adanya perencanaan terhadap hal tersebut. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan juga seperti sasaran mutu, dampak ketika terjadi perubahan sistem, sumber daya yang dibutuhkan, sampai ke alokasi penanggung jawab untuk memonitor rencana perubahan tersebut. Sehingga, dapat dikatakan program kerja yang dibuat untuk merencanakan perubahan ini mirip seperti program kerja terhadap risiko, peluang, dan sasaran mutu. Jadi, sebenarnya ada tiga program kerja dalam standar ISO 9001:2015 ini. Masing-masing pasal memiliki ketentuan yang tidak hanya perlu dipenuhi agar mendapatkan sertifikat, tetapi juga memiliki maksud dan tujuan tertentu dalam menjalankan pasal tersebut untuk memiliki sistem manajemen mutu yang lebih baik.   *** Ada pertanyaan seputar implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015, persiapan sertifikasi, persiapan surveillance, persiapan renewal ISO 9001:2015, atau ingin memerluas scope ISO 9001:2015? Bingung menerapkan ISO 9001 harus mulai dari mana? Langsung hubungi Marketing Sentral Sistem Consulting di sini: WA/Telp: 0821-2121-9252 (Marketing) | Email: marketing@sentralsistem.com Instagram: @sentral.sistem | LinkedIn: Sentral Sistem Consulting | Facebook: Sentral Sistem Consulting

Peran CRUD (Create, Read, Update, Delete) dalam Menjaga Keamanan Informasi

Dalam Sistem Keamanan Informasi, kita mengenal 3 istilah penting yang disingkat sebagai CIA (Confidentiality, Integrity, dan Availability), yang merujuk pada kerahasiaan, integritas data (data yang dapat dipercaya), dan ketersediaan data. Untuk menjaga ketiga hal tersebut, maka perusahaan perlu mengatur hak akses dari user dalam menggunakan program. Pengaturan hak akses bisa dikelompokkan menggunakan kategori CRUD (Create, Read, Update, Delete).  Tujuan akhirnya tentu saja adalah untuk menjaga CIA dari sistem keamanan informasi. Ketersediaan (Availability) dan Kerahasiaan (Confidentiality) Informasi Saat ini, semua perusahaan menggunakan aplikasi dalam bekerja. Untuk mendapatkan informasi, karyawan atau manajemen perlu memiliki hak akses agar dapat melihat informasi yang diperlukan. Namun, hak akses juga perlu dibatasi untuk menjaga kerahasiaan informasi. Sebagai contoh sederhana, karyawan tidak dapat melihat informasi gaji yang dimasukkan ke dalam program payroll. Pembatasan hak akses read pada CRUD berperan dalam menjaga kerahasiaan data (confidentiality). Integritas Data (Integrity) Untuk menjaga integritas data, diperlukan pengaturan personal yang memiliki wewenang untuk kategori create, update, dan delete dalam CRUD. Ada personal yang diberi tugas untuk create atau menginput data. Terkadang personal yang melakukan create (input) data diberi kewenangan terbatas, hanya dapat melakukan input tanpa memiliki wewenang untuk melakukan update (koreksi) data. Sebagai contoh, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS): a. Ada petugas yang melakukan create (input) hasil ke dalam program. b. Ada juga petugas QC yang memeriksa keabsahan data dan melakukan update (revisi), jika ditemukan kesalahan. c. Untuk menjaga conflict of interest, SOP bisa mengatur pemisahan tanggung jawab antara yang melakukan create (input) vs yang melakukan update (pemeriksaan). Ini bertujuan untuk memastikan integritas data terjaga (I dalam CIA). 2. Setelah data diinput dan diperiksa, maka personal berikutnya hanya diberi kewenangan untuk membaca saja. Jika personal berikutnya diberi akses untuk merubah (update) data, maka integritas (I dalam CIA) data bisa menjadi bermasalah. a. SOP juga bisa mengatur jika ditemukan data bermasalah, maka harus dibuatkan berita acara, untuk kemudian di-cross-check terhadap data asli dan personal yang melakukan input dan verifikasi data. Pengecekan perlu dilakukan untuk tindakan perbaikan agar masalah tidak terulang. b. SOP juga harus mengatur siapa yang memiliki wewenang untuk melakukan update (perbaikan) data di tingkatan atas. 3. Untuk menjaga integritas data dan menjaga kehilangan data, sistem juga perlu mengatur personal yang memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan data, delete. Untuk penghapusan data, sebaiknya dibuat berita acara untuk keperluan penelusuran saat terjadi masalah. Baca juga: PENTINGNYA ANALISIS DATA AKTUAL DALAM BISNIS Hal Lain yang Perlu Diatur Untuk melengkapi SOP di atas, sistem juga perlu mengatur: Kemungkinan terjadinya conflict of interest dalam sistem pengaturan CRUD (Create, Read, Update, Delete). Membuat perjanjian NDA (Non-disclosure Agreement) terhadap semua personal yang mendapatkan akses terhadap aplikasi. Melakukan peninjauan terhadap perubahan akses sesuai dengan perubahan struktur organisasi atau personal yang bersangkutan sudah tidak lagi bekerja. Dengan menerapkan pengaturan CRUD (Create, Read, Update, Delete) yang tepat, mengelola integritas data dengan cermat, dan mematuhi SOP yang telah ditetapkan, kita dapat melindungi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi yang sangat berharga. Mari kita improve dan jaga keamanan data kita agar tetap aman dan terlindungi dari ancaman cyber. Semoga Artikel ini bermanfaat, untuk meningkatkan kinerja perusahaan terkait keamanan informasi. Salam Improvement. There is Always Room for Improvement! *** Ada pertanyaan seputar implementasi ISO 27001: Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan persiapan sertifikasi? Bingung menerapkan ISO 27001 harus mulai dari mana? Langsung hubungi Marketing Sentral Sistem Consulting di sini: WA/Telp: 0821-2121-9252 (Marketing) | Email: marketing@sentralsistem.com Instagram: @sentral.sistem | LinkedIn: Sentral Sistem Consulting | Facebook: Sentral Sistem Consulting

Peran CRUD (Create, Read, Update, Delete) dalam Menjaga Keamanan Informasi

Dalam Sistem Keamanan Informasi, kita mengenal 3 istilah penting yang disingkat sebagai CIA (Confidentiality, Integrity, dan Availability), yang merujuk pada kerahasiaan, integritas data (data yang dapat dipercaya), dan ketersediaan data. Untuk menjaga ketiga hal tersebut, maka perusahaan perlu mengatur hak akses dari user dalam menggunakan program. Pengaturan hak akses bisa dikelompokkan menggunakan kategori CRUD (Create, Read, Update, Delete).  Tujuan akhirnya tentu saja adalah untuk menjaga CIA dari sistem keamanan informasi. Ketersediaan (Availability) dan Kerahasiaan (Confidentiality) Informasi Saat ini, semua perusahaan menggunakan aplikasi dalam bekerja. Untuk mendapatkan informasi, karyawan atau manajemen perlu memiliki hak akses agar dapat melihat informasi yang diperlukan. Namun, hak akses juga perlu dibatasi untuk menjaga kerahasiaan informasi. Sebagai contoh sederhana, karyawan tidak dapat melihat informasi gaji yang dimasukkan ke dalam program payroll. Pembatasan hak akses read pada CRUD berperan dalam menjaga kerahasiaan data (confidentiality). Integritas Data (Integrity) Untuk menjaga integritas data, diperlukan pengaturan personal yang memiliki wewenang untuk kategori create, update, dan delete dalam CRUD. Ada personal yang diberi tugas untuk create atau menginput data. Terkadang personal yang melakukan create (input) data diberi kewenangan terbatas, hanya dapat melakukan input tanpa memiliki wewenang untuk melakukan update (koreksi) data. Sebagai contoh, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS): a. Ada petugas yang melakukan create (input) hasil ke dalam program. b. Ada juga petugas QC yang memeriksa keabsahan data dan melakukan update (revisi), jika ditemukan kesalahan. c. Untuk menjaga conflict of interest, SOP bisa mengatur pemisahan tanggung jawab antara yang melakukan create (input) vs yang melakukan update (pemeriksaan). Ini bertujuan untuk memastikan integritas data terjaga (I dalam CIA). 2. Setelah data diinput dan diperiksa, maka personal berikutnya hanya diberi kewenangan untuk membaca saja. Jika personal berikutnya diberi akses untuk merubah (update) data, maka integritas (I dalam CIA) data bisa menjadi bermasalah. a. SOP juga bisa mengatur jika ditemukan data bermasalah, maka harus dibuatkan berita acara, untuk kemudian di-cross-check terhadap data asli dan personal yang melakukan input dan verifikasi data. Pengecekan perlu dilakukan untuk tindakan perbaikan agar masalah tidak terulang. b. SOP juga harus mengatur siapa yang memiliki wewenang untuk melakukan update (perbaikan) data di tingkatan atas. 3. Untuk menjaga integritas data dan menjaga kehilangan data, sistem juga perlu mengatur personal yang memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan data, delete. Untuk penghapusan data, sebaiknya dibuat berita acara untuk keperluan penelusuran saat terjadi masalah. Hal Lain yang Perlu Diatur Untuk melengkapi SOP di atas, sistem juga perlu mengatur: Kemungkinan terjadinya conflict of interest dalam sistem pengaturan CRUD (Create, Read, Update, Delete). Membuat perjanjian NDA (Non-disclosure Agreement) terhadap semua personal yang mendapatkan akses terhadap aplikasi. Melakukan peninjauan terhadap perubahan akses sesuai dengan perubahan struktur organisasi atau personal yang bersangkutan sudah tidak lagi bekerja. Dengan menerapkan pengaturan CRUD (Create, Read, Update, Delete) yang tepat, mengelola integritas data dengan cermat, dan mematuhi SOP yang telah ditetapkan, kita dapat melindungi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi yang sangat berharga. Mari kita improve dan jaga keamanan data kita agar tetap aman dan terlindungi dari ancaman cyber. Semoga Artikel ini bermanfaat, untuk meningkatkan kinerja perusahaan terkait keamanan informasi. Salam Improvement. There is Always Room for Improvement!

Peran Tanaman untuk Mengurangi Polusi Udara

Pencemaran udara atau polusi udara sudah menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan kita. Penyebab terbesar dari polusi udara adalah kendaraan bermotor. Tanpa kita sadari, kita turut berperan dalam pencemaran udara setiap kali menggunakan kendaraan bermotor. Polusi udara merupakan masalah global yang dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan polusi udara yang sedang terjadi. Tahukah kalian bahwa menanam tanaman atau pohon dapat membantu mengurangi dampak pencemaran udara tersebut? Salah satu upaya untuk mengurangi polusi udara yang dapat dilakukan adalah melibatkan pohon dan ruang hijau dengan cara menanam tanaman atau pohon. Sejatinya, menanam banyak pohon memiliki peran yang penting dalam mengurangi polusi udara. Berikut adalah manfaat dari menanam pohon: 1. Penyerap Polutan Dengan adanya pohon, dapat menyerap partikel-partikel polutan udara seperti debu dan gas berbahaya serta membantu membersihkan udara di sekitarnya. 2. Penghasil Oksigen Melalui proses fotosintesis, pohon menghasilkan oksigen yang bersih, meningkatkan kualitas udara, dan menjaga keseimbangan oksigen di lingkungan sekitarnya. 3. Mengurangi Efek Rumah Kaca Pohon juga berperan dalam mengurangi efek rumah kaca yang disebabkan oleh gas-gas karbon dioksida yang ada di atmosfer kita. Gas karbon dioksida ini akan menghalangi panas keluar dari bumi; akibatnya, bumi mengalami kenaikan suhu yang berdampak buruk bagi iklim dunia. Menanam pohon dapat menjadi solusi dari permasalahan ini, karena pohon akan menyerap karbon dioksida yang ada di udara. Akibatnya, pohon dapat mengurangi efek rumah kaca. 4. Penyaring Air Alami Pohon merupakan fasilitas penyaring air yang alami. Selain menyaring air, pohon juga dapat menyimpan air tanah dan sebagian besar pasokan air bersih yang kita gunakan sehari-hari. Baca juga: Peran Sabuk Hijau (Green Belt) untuk Mengurai Kebisingan 5. Menurunkan Suhu Udara dan Memberikan perlindungan Mikro Daerah yang dikelilingi oleh pepohonan dan ruang hijau cenderung memiliki suhu yang lebih rendah, mengurangi efek panas perkotaan, dan meningkatkan kualitas udara mikro di sekitarnya. 6. Manfaat Kesehatan Penelitian menunjukkan bahwa paparan pohon dan ruang hijau dapat meningkatkan kesehatan pernapasan manusia, mengurangi risiko penyakit pernapasan, dan gejala yang terkait dengan polusi udara. Pohon dan ruang hijau dapat menjadi salah satu solusi polusi udara, karena pohon dan ruang hijau berperan penting dalam melawan polusi udara secara alami dan efektif. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kembali kesadaran akan petingnya melakukan pelestarian lingkungan seperti menanam tanamanan atau pohon dan ruang hijau dalam lingkungan kota, setidaknya hal tersebut dapat dimulai dari lingkungan tempat tinggal kita. Dengan menjaga dan memperluas keberadaan pohon dan ruang hijau, polusi udara dapat dilawan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. *** Divisi Environmental Improvement Sentral Sistem Consulting siap melayani Anda untuk memberikan konsultasi lingkungan dan membantu Penyusunan Dokumen Persetujuan Lingkungan, SIMPEL, KLHK, Persetujuan Teknis Lingkungan, PROPER, dan Program Safe and Save (Program Improvement Lingkungan untuk Safe untuk lingkungan dan Save dari pengeluaran biaya lingkungan) Info lebih lanjut hubungi :  WA/Telp: 0821-2121-9252 (Marketing) | Email: marketing@sentralsistem.com Instagram: @sentral.sistem | LinkedIn: Sentral Sistem Consulting | Facebook: Sentral Sistem Consulting  

Salah Satu Cara untuk Melakukan Identifikasi Bottleneck

Bottleneck adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu titik atau area dalam suatu sistem di mana laju atau kapasitasnya terbatas oleh suatu komponen atau proses tertentu. Secara harfiah, Bottleneck dapat diartikan sebagai leher botol, di mana aliran cairan terbatas oleh lebar lubang pada bagian tengah botol. Dalam konteks bisnis atau teknologi, Bottleneck mengacu pada situasi di mana kemajuan atau kinerja suatu sistem dihambat oleh satu atau beberapa elemen yang memiliki kapasitas terendah. Salah satu cara untuk mengetahui proses mana yang mengalami Bottleneck adalah dengan mengukur Takt Time dan Cycle Time. Apa Itu Takt Time?  Takt Time adalah waktu yang diperbolehkan untuk menyelesaikan satu unit produk agar dapat memenuhi permintaan pelanggan atau kebutuhan pasar. Dalam kata lain, Takt Time adalah waktu yang tersedia untuk membuat satu produk atau menyelesaikan satu unit dalam suatu proses produksi. Rumus Takt Time dapat dihitung dengan membagi waktu yang tersedia untuk produksi dengan jumlah unit yang harus diproduksi. Rumusnya adalah: Takt Time membantu dalam mengatur laju produksi sehingga sesuai dengan tingkat permintaan pelanggan. Jika Takt Time dijalankan dengan baik, maka setiap langkah dalam proses produksi harus diselesaikan dalam waktu yang sesuai dengan Takt Time tersebut. Apa Itu Cycle Time ?  Cycle Time adalah istilah yang digunakan dalam konteks produksi dan manufaktur untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus atau satu unit produk dalam suatu proses produksi. Cycle Time mencakup waktu mulai hingga selesai untuk membuat satu produk atau unit. Rumus Cycle Time adalah: Pengukuran Cycle Time membantu organisasi untuk mengidentifikasi efisiensi dalam proses produksi, mengelola kapasitas, dan memahami kinerja produksi secara keseluruhan. Salah satu tujuan perusahaan adalah mengurangi Cycle Time untuk meningkatkan efisiensi. Pemantauan dan pengelolaan Cycle Time dapat menjadi bagian penting dari strategi lean manufacturing dan upaya untuk terus meningkatkan proses produksi. Baca juga: Memahami Number of Distinct Categories (NDC) dan Manfaatnya Alasan Perusahaan Melakukan Analisis Takt Time dan Cycle Time Perusahaan melakukan analisis Takt Time dan Cycle Time untuk beberapa alasan utama yang berkaitan dengan efisiensi operasional, perbaikan proses, dan pengelolaan sumber daya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan analisis Takt Time dan Cycle Time: Efisiensi Operasional: a. Identifikasi Lebih Cepat Membantu perusahaan mengidentifikasi titik-titik Bottleneck atau hambatan dalam proses produksi atau operasional. Dengan mengetahui di mana proses memakan waktu lebih lama dari yang seharusnya, perusahaan dapat fokus pada perbaikan di area tersebut untuk meningkatkan efisiensi. b. Mengoptimalkan Aliran Kerja Dengan memahami Cycle Time setiap langkah dalam suatu proses, perusahaan dapat mengoptimalkan aliran kerja untuk mengurangi waktu total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk atau layanan. Ini dapat mencakup penyesuaian urutan tugas, alokasi sumber daya yang lebih efektif, atau penggunaan teknologi yang lebih baik. 2. Peningkatan Kualitas: a. Membantu Perusahaan dalam Pemantauan Kinerja Proses Jika Cycle Time meningkat secara signifikan, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa ada masalah dalam proses produksi atau operasional, yang dapat mempengaruhi kualitas produk atau layanan. b. Meminimalkan Waktu Inspeksi dan Pengujian Dengan mengoptimalkan Takt Time dan Cycle Time, perusahaan dapat meminimalkan waktu yang diperlukan untuk inspeksi dan pengujian. Ini dapat membantu dalam mendeteksi dan mengatasi masalah kualitas lebih cepat, mengurangi risiko produk cacat, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. 3. Manajemen Sumber Daya: a. Perencanaan Produksi yang Lebih Baik Dengan mengetahui Cycle Time untuk setiap langkah produksi, perusahaan dapat melakukan perencanaan produksi yang lebih akurat. Ini membantu dalam pengelolaan inventaris dan perencanaan persediaan dengan lebih efektif. b. Pengelolaan Tenaga Kerja dan Mesin Analisis Cycle Time membantu dalam alokasi sumber daya seperti tenaga kerja dan mesin dengan lebih efisien. Perusahaan dapat menyesuaikan jadwal kerja dan kapasitas produksi untuk mencocokkan permintaan pasar dengan lebih baik. 4. Peningkatan Responsivitas Terhadap Pasar: Dengan pemahaman yang baik tentang Cycle Time, perusahaan dapat lebih cepat beradaptasi dengan perubahan permintaan pasar. Mereka dapat mengubah produksi atau layanan mereka dengan lebih fleksibel dan responsif. 5. Pengukuran Kinerja dan Perbaikan Berkelanjutan: a. Membantu Mengukur Kinerja Operasional Analisis Takt Time dan Cycle Time membantu perusahaan dalam mengukur kinerja operasional mereka dan melakukan perbandingan dengan standar industri atau pesaing (benchmarking). Ini membantu perusahaan untuk mengetahui sejauh mana mereka dapat meningkatkan efisiensi mereka. b. Perbaikan Berkelanjutan Dengan terus-menerus memonitor dan menganalisis Cycle Time, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang perbaikan berkelanjutan. Ini menjadi dasar untuk implementasi metode kontinu perbaikan seperti Lean dan Six Sigma. *** Ada pertanyaan seputar implementasi Sistem Manajemen IATF 16949:2016, persiapan sertifikasi, persiapan surveillance, persiapan renewal IATF 16949:2016, atau ingin memerluas scope IATF 16949:2017? Bingung menerapkan Core Tools harus mulai dari mana? Ingin memperbaiki Core Tools supaya benar-benar menjadi teknologi analisis bagi perusahaan Anda? Langsung hubungi Marketing Sentral Sistem Consulting di sini: WA/Telp: 0821-2121-9252 (Marketing) | Email: marketing@sentralsistem.com Instagram: @sentral.sistem | LinkedIn: Sentral Sistem Consulting | Facebook: Sentral Sistem Consulting

Matriks Komunikasi dan Keterhubungan Efektif dalam Manajemen Mutu 

Setiap hari Senin, PT. ABC selalu mengadakan kegiatan upacara pagi atau yang dalam manufaktur Jepang dikenal sebagai ASAKAI. Dalam kegiatan tersebut, pihak manajemen menyampaikan kebijakan mutu, sasaran mutu, serta isu-isu dari minggu sebelumnya dan isu-isu eksternal yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan. Pertanyaannya: Apakah kegiatan tersebut dapat dianggap sebagai komunikasi? Jawabannya: Ya. Definisi komunikasi adalah interaksi di mana dua orang atau lebih saling membangun atau pertukaran informasi, yang pada akhirnya mencapai saling pemahaman. Organisasi mungkin telah berusaha yang terbaik dalam mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Organisasi juga memiliki tim yang handal dalam merancang produk serta sekelompok operator ahli dalam memproduksi produk. Namun, jika semua ini tidak dihubungkan melalui komunikasi yang baik, perbedaan persepsi antar fungsi dapat terjadi, menyebabkan kesenjangan antara harapan pelanggan dan produk yang dihasilkan. Inilah mengapa klausul 7.4 ISO-9001:2015 digunakan: komunikasi untuk meniadakan gap persepsi. Persyaratan komunikasi dalam ISO-9001:2015 lebih terperinci daripada edisi sebelumnya. Dalam ISO-9001:2015, diharuskan agar komunikasi internal dan eksternal terkait sistem manajemen mutu dilakukan secara sistematis dengan menentukan konten komunikasi, waktu komunikasi, penerima komunikasi, dan cara penyampaian komunikasi. Meskipun tidak ada persyaratan dokumentasi secara khusus untuk pasal komunikasi, adalah bijaksana untuk mencatat apa, kapan, siapa, dan bagaimana aktivitas komunikasi terjadi. Notulensi dalam rapat atau daftar agenda pertemuan dapat memenuhi kebutuhan dokumentasi ini. Manajemen puncak harus merencanakan metode komunikasi internal dan eksternal yang efektif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Salah satu cara formal untuk mengatur komunikasi dalam organisasi adalah dengan menyusun matriks komunikasi. Kemungkinan besar, Anda sudah melakukan banyak komunikasi dengan pemangku kepentingan, baik di internal maupun eksternal. Matriks komunikasi berfungsi sebagai ringkasan untuk melihat seluruh komunikasi secara makro, sehingga dapat mengidentifikasi kesenjangan dan tumpang tindih dalam komunikasi.   CONTOH MATRIKS KOMUNIKASI

Analisis MSA: Mengelola Equipment Variation (EV) dan Appraiser Variation (AV)

Implementasi core tools adalah sesuatu yang wajib dilakukan saat mengembangkan IATF. Salah satu dari core tools tersebut adalah MSA (Measurement System Analysis). MSA (Measurement System Analysis) adalah metode untuk mengevaluasi dan memahami sistem pengukuran yang digunakan untuk mengukur berbagai jenis produk atau part. Dalam aktivitas pengukuran, terdapat dua jenis data yang dapat diukur melalui aktivitas MSA, yaitu Data Variabel dan Data Atribut. Dalam MSA, Anda mungkin akan menemui istilah Equipment Variation (EV) dan Appraiser Variation (AV). Ini adalah dua komponen penting dalam analisis sistem pengukuran. Gambar Tampilan Hasil MSA Equipment Variation (EV) dalam MSA Equipment Variation merujuk pada variasi yang disebabkan oleh peralatan atau instrumen pengukuran yang digunakan dalam proses pengukuran. Ini mencerminkan sejauh mana peralatan atau alat ukur itu sendiri bisa memberikan hasil yang konsisten saat mengukur suatu objek atau karakteristik. Evaluasi EV penting karena jika peralatan yang digunakan bervariasi secara signifikan, maka hasil pengukuran yang diperoleh juga akan bervariasi, sehingga mengarah pada ketidakpastian dalam data pengukuran. Analisis EV melibatkan penilaian tingkat stabilitas dan akurasi peralatan pengukuran, serta perawatan dan kalibrasi yang tepat. Appraiser Variation (AV) dalam MSA Appraiser Variation merujuk pada variasi yang disebabkan oleh perbedaan antara individu atau penilai yang melakukan pengukuran. Ini mencerminkan sejauh mana penilai dapat memberikan hasil yang konsisten saat melakukan pengukuran yang sama pada objek atau karakteristik yang sama. AV muncul karena setiap penilai mungkin memiliki teknik pengukuran yang sedikit berbeda, persepsi yang berbeda, atau penilaian subjektif yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Analisis AV sering melibatkan uji ulang atau perulangan pengukuran oleh beberapa penilai yang berbeda untuk menilai sejauh mana perbedaan dalam hasil pengukuran berasal dari perbedaan antar penilai. Dalam MSA, tujuannya adalah untuk memahami dan mengendalikan baik EV maupun AV untuk memastikan bahwa sistem pengukuran memberikan hasil yang konsisten, akurat, dan dapat diandalkan. Ini penting dalam berbagai industri seperti manufaktur, laboratorium, dan inspeksi kualitas, di mana keputusan berdasarkan data pengukuran seringkali sangat penting. Dengan mengidentifikasi dan mengurangi variasi pengukuran, kita dapat meningkatkan kepercayaan terhadap data pengukuran dan mengambil keputusan yang lebih baik.      

PART VARIATION DALAM MEASUREMENT SYSTEM ANALYSIS (MSA)

Pada tools Measurement System Analysis (MSA), istilah part variation merujuk pada variasi yang disebabkan oleh variasi variabel atau atribut pada objek yang diukur (bagian atau produk) dalam suatu sistem pengukuran. MSA adalah metode untuk mengevaluasi dan mengukur seberapa baik suatu sistem pengukuran untuk dapat memberikan hasil yang konsisten, akurat, dan dapat dikitalkan dalam mengukur karakteristik dari bagian atau produk yang berbeda. Sumber Variation Part variation dalam MSA adalah salah satu komponen dari variasi total dalam pengukuran yang bisa berasal dari beberapa sumber, termasuk: 1. Variasi part (variasi dalam atribut atau variabel bagian atau produk yang diukur) Ini mencerminkan variasi yang alami atau intrinsik dalam atribut yang diukur antara bagian atau produk yang berbeda. Misalnya, jika kita mengukur panjang dari beberapa barang, variasi part akan mencerminkan variasi dalam panjang aktual barang tersebut. 2. Variasi pengukuran (variasi yang disebabkan oleh sistem pengukuran) Ini adalah variasi yang muncul karena sistem pengukuran itu sendiri. Ini bisa termasuk kesalahan dalam alat pengukuran, operator yang berbeda, atau metode pengukuran yang tidak stabil. Pentingnya Part Variation dalam MSA Analisis part variation dalam MSA penting untuk memahami seberapa besar variasi atribut yang berasal dari part atau produk yang diukur dan seberapa besar variasi yang mungkin berasal dari sistem pengukuran. Hal ini dapat membantu dalam penentuan apakah sistem pengukuran tersebut memadai untuk tujuan pengukuran tertentu dan apakah diperlukan perbaikan atau kalibrasi pada sistem pengukuran tersebut. Dengan memahami part variation, kita dapat meningkatkan ketepatan dan kekitalan proses pengukuran dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam industri manufaktur, laboratorium, dan lainnya. Cara Menghitung Part Variation Salah satu metode yang umum untuk mengetahui part variation adalah dengan menghitung range atau rentang part. Berikut adalah cara menghitung part variation menggunakan range: 1. Persiapkan Data Pengukuran Kumpulkan data pengukuran dari beberapa produk yang akan dievaluasi. Pastikan kita memiliki data pengukuran yang cukup untuk mencakup variasi yang mungkin dalam karakteristik yang diukur. 2. Bagi Data Menjadi Subgrup Bagi data pengukuran ke dalam subgrup atau kelompok, di mana setiap subgrup berisi beberapa pengukuran yang dilakukan pada bagian atau produk yang sama. Jumlah pengukuran dalam setiap subgrup biasanya berkisar antara 2 hingga 5, tergantung pada preferensi kita. 3. Hitung Rentang (Range) Untuk setiap subgrup, hitung rentang dengan mengurangkan nilai pengukuran maksimum dalam subgrup dengan nilai pengukuran minimum dalam subgrup. Misalnya, jika kita memiliki lima pengukuran dalam satu subgrup, rentangnya adalah nilai maksimum dikurang dengan nilai minimum. 4. Hitung Rata-Rata Rentang (Average Range) Setelah kita menghitung rentang untuk setiap subgrup, hitung rata-rata dari semua rentang ini. Ini adalah nilai rata-rata dari variasi yang disebabkan oleh bagian atau produk itu sendiri. Rumus untuk menghitung rata-rata rentang (Average Range) adalah sebagai berikut: 5. Hitung Part Variation (PV) Part Variation dapat dihitung dengan rumus berikut: Di mana "d2" adalah faktor yang sesuai dengan jumlah pengukuran (size) dalam setiap subgrup. Kita dapat merujuk ke tabel faktor d2 yang biasanya tersedia dalam referensi MSA. Setelah menghitung Part Variation (PV), Kita dapat menggunakan informasi ini untuk memahami seberapa besar variasi yang berasal dari bagian atau produk yang diukur dalam sistem pengukuran kita. Semakin rendah PV, semakin sedikit variasi yang berasal dari bagian atau produk itu sendiri, yang berarti sistem pengukuran lebih stabil.

PUBLIC TRAINING CALIBRATION ALL PACKAGE (JANUARI 2024 BATCH)

REGISTER HERE!   Public Training Kalibrasi Sistem manajemen mutu mensyaratkan perusahaan untuk melakukan kalibrasi peralatan ukur yang dipakai selama proses produksi. Selain untuk persyaratan admnistrasi, kalibrasi memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk menghindari cacat produk serta untuk meminimalisir kecelakaan kerja ketika proses produksi. Oleh karena itu, alangkah lebih baik jika sebuah perusahaan memiliki kalibrator internal untuk mengkalibrasi alat ukur secara rutin.   Tujuan Training Kalibrasi 1. Memiliki kemampuan melakukan kalibrasi alat ukur dengan metode dan prosedur yang berlaku secara internasional. 2. Mengetahui teknik kalibrasi, verifikasi alat ukur, alat pantau besaran dimensi dan volume, serta mampu melakukan kalibrasi internal secara tepat. 3. Mengerti mengenai standar dari masing-masing konsep kalibrasi, verifikasi, dan manajemen kalibrasi sesuai dengan standar acuan yang sudah dibakukan. 4. Mampu melakukan kalibrasi alat ukur serta analisis perhitungan ketidakpastian dari data kalibrasi dengan memahami ketidakpastian dan perhitungannya. 5. Mengetahui seberapa jauh kesalahan (penyimpangan) alat ukur, sehingga ketelitian alat ukur tersebut dapat diketahui. 6. Mampu dan mengerti cara membaca dan membuat laporan hasil kalibrasi, termasuk sertifikat kalibrasi.   Nilai Tambah Training Kalibrasi bersama Sentral Sistem Training berkonsep ROTI (Return On Training Investment) Peserta diwajibkan menerapkan ilmu yang sudah diberikan melalui “Implementation Challenge”, yang meliputi: a. Menyusun satu rencana perbaikan yang disepakati oleh Management b. Menyusun program kerja untuk mencapai target c. Melaksanakan program kerja, evaluasi dan perbaikan d. Presentasi hasil, menyampaikan ide dan gagasan 2. Fokus pada perubahan pola pikir 3. Training dengan pendekatan logika 4. Training yang bersifat “Fun” 5. Sentral Sistem memiliki Laboratorium Kalibrasi sendiri yang telah terakreditasi KAN 6. Trainer Sentral Sistem memiliki banyak pengalaman menyelesaikan permasalahan teknis di lapangan seputar kalibrasi alat   REGISTER HERE!     

FREE ONLINE TRAINING PoNC/CoNC - PERENCANAAN BIAYA KUALITAS DALAM IATF 16949

  REGISTER HERE!   FREE ONLINE TRAINING MONTHLY RECHARGE 5 Seperti halnya ponsel, otak juga perlu di-"charge" agar tidak "lowbatt". Mari charge otak kita dengan pengetahuan baru setiap bulannya hanya di MONTHLY RECHARGE by Sentral Sistem Consulting.   TEMA: PoNC/CoNC - Perencanaan Biaya Kualitas dalam IATF 16949   NARASUMBER: Lisdyanto, dipl.lng, dipl.wirt.lng Senior Consultant of Standard Management System (Automotive, Manufacture, Energy, and Asset Management)   - Implementator and Auditor Specialist BCMS (Business Continuity Management System) ISO 22301 for Domestic and Overseas Clients   MATERI TRAINING: Identifikasi dari Cost of Non-Conformance Anatomi dari Cost of Non-Conformance Metode Kalkulasi Cost of Non-Conformance Praktik Penyusunan Cost of Non-Conformance Code of Conduct   PELAKSANAAN TRAINING: Hari, tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023Waktu            : 10.00 - 12.00 WIBTempat          : Live Zoom Meeting/Channel YouTube "Sentral Sistem"   DAFTAR SEKARANG! LIMITED SEAT!  

PUBLIC TRAINING CALIBRATION ALL PACKAGE (OCTOBER BATCH)

REGISTER HERE!   Public Training Kalibrasi Sistem manajemen mutu men-syaratkan perusahaan untuk melakukan kalibrasi peralatan ukur yang dipakai selama proses produksi. Selain untuk persyaratan admnistrasi, manfaat kalibrasi sesungguhnya banyak sekali. Salah satunya, untuk menghindari cacat produk serta untuk meminimalisir kecelakaan kerja ketika proses produksi. Oleh karena itu, alangkah lebih baik jika sebuah perusahaan memiliki kalibrator internal untuk mengkalibrasi alat ukur secara rutin.   Tujuan Training Kalibrasi Memiliki kemampuan melakukan kalibrasi alat ukur dengan metode dan prosedur yang berlaku secara internasional. Dan mengetahui Teknik kalibrasi / verifikasi alat ukur / alat pantau besaran Dimensi dan Volume. Mampu melakukan kalibrasi internal secara tepat. Mengerti mengenai standar dari masing-masing konsep kalibrasi / verifikasi dan manajemen kalibrasi, sesuai dengan standar acuan yang sudah dibakukan. Peserta mampu melaksanakan kalibrasi alat ukur serta Analisa perhitungan ketidakpastian dari data kalibrasi dengan memahami ketidakpastian dan perhitungannya. Dengan kalibrasi mengetahui seberapa jauh kesalahan (penyimpangan) alat ukur tersebut, sehingga ketelitian alat ukur tersebut dapat diketahui. Mampu dan mengerti membaca atau membuat laporan hasil kalibrasi / sertifikat kalibrasi.   Nilai Tambah Training Kalibrasi bersama Sentral Sistem Training dengan konsep ROTI (Return On Training Investment). Peserta diwajibkan menerapkan ilmu yang sudah diberikan. Menerapkan “Implementation Challenge” Menyusun satu rencana perbaikan yang disepakati oleh Management Menyusun program kerja untuk mencapai target Melaksanakan program kerja, evaluasi dan perbaikan Presentasi hasil, menyampaikan ide dan gagasan Fokus pada perubahan pola pikir Training dengan pendekatan logika Training yang bersifat “Fun” Sentral Sistem memiliki Laboratorium Kalibrasi sendiri yang telah terakreditasi KAN. Trainer Sentral Sistem memiliki banyak pengalaman menyelesaikan permasalahan teknis di lapangan seputar kalibrasi alat.   REGISTER HERE!   

SEMINAR DIGITALISASI ISO 2

REGISTER HERE!   Memasuki era Industri 4.0 dan Society 5.0, digitalisasi menjadi sebuah proses mutlak yang harus dihadapi. Salah satu tujuan digitalisasi adalah mengubah proses dan sistem menjadi lebih efektif dan efisien. Lalu bagaimana dengan proses implementasi ISO? Apa mungkin Digitalisasi ISO dapat dilakukan?Yuk, temukan strategi kunci dan best practice untuk menyelaraskan operasional dan meningkatkan compliance. Dapatkan wawasan berharga dari para ahli yang akan berbagi pengetahuan tentang penyederhanaan alur kerja, memaksimalkan efisiensi, dan memastikan kepatuhan regulasi dengan menggunakan sistem digital.Dapatkan semua insightnya melalui SEMINAR DIGITALISASI ISO 2 yang akan diselenggarakan pada:Hari/Tanggal: Kamis, 20 Juli 2023Waktu: 09.00 - 16.00 WIBTempat: Sentral Cawang Hotel, Jakarta Timur Be part of a community that values integration, efficiency, and compliance. Join us at the seminar and revolutionize the way you see how ISO Compliance works! REGISTER HERE!    

PUBLIC TRAINING CALIBRATION ALL PACKAGE (JUNE BATCH)

REGISTER HERE!   Public Training Kalibrasi Sistem manajemen mutu men-syaratkan perusahaan untuk melakukan kalibrasi peralatan ukur yang dipakai selama proses produksi. Selain untuk persyaratan admnistrasi, manfaat kalibrasi sesungguhnya banyak sekali. Salah satunya, untuk menghindari cacat produk serta untuk meminimalisir kecelakaan kerja ketika proses produksi. Oleh karena itu, alangkah lebih baik jika sebuah perusahaan memiliki kalibrator internal untuk mengkalibrasi alat ukur secara rutin.   Tujuan Training Kalibrasi Memiliki kemampuan melakukan kalibrasi alat ukur dengan metode dan prosedur yang berlaku secara internasional. Dan mengetahui Teknik kalibrasi / verifikasi alat ukur / alat pantau besaran Dimensi dan Volume. Mampu melakukan kalibrasi internal secara tepat. Mengerti mengenai standar dari masing-masing konsep kalibrasi / verifikasi dan manajemen kalibrasi, sesuai dengan standar acuan yang sudah dibakukan. Peserta mampu melaksanakan kalibrasi alat ukur serta Analisa perhitungan ketidakpastian dari data kalibrasi dengan memahami ketidakpastian dan perhitungannya. Dengan kalibrasi mengetahui seberapa jauh kesalahan (penyimpangan) alat ukur tersebut, sehingga ketelitian alat ukur tersebut dapat diketahui. Mampu dan mengerti membaca atau membuat laporan hasil kalibrasi / sertifikat kalibrasi.   Nilai Tambah Training Kalibrasi bersama Sentral Sistem Training dengan konsep ROTI (Return On Training Investment). Peserta diwajibkan menerapkan ilmu yang sudah diberikan. Menerapkan “Implementation Challenge” Menyusun satu rencana perbaikan yang disepakati oleh Management Menyusun program kerja untuk mencapai target Melaksanakan program kerja, evaluasi dan perbaikan Presentasi hasil, menyampaikan ide dan gagasan Fokus pada perubahan pola piker Training dengan pendekatan logika Training yang bersifat “Fun” Sentral Sistem memiliki Laboratorium Kalibrasi sendiri yang telah terakreditasi KAN. Trainer Sentral Sistem memiliki banyak pengalaman menyelesaikan permasalahan teknis di lapangan seputar kalibrasi alat.   REGISTER HERE!

TRAINING DAN UJI KOMPETENSI HRD/SDM SKEMA LEVEL STAFF (BNSP CERTIFIED)

REGISTER SKEMA LEVEL STAFF     Berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No 115 tahun 2022 tentang Pemberlakuan Wajib Sertifikasi Kompetensi Kerja bagi Tenaga Kerja Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, maka setiap praktisi di bidang SDM wajib memiliki sertifikat Kompetensi. Tujuan kegiatan ini agar praktisi HR mampu mengelola SDM dengan lebih kondusif dan perusahaan pun dapat menerjemahkan kebijakan ketentuan kekaryawanan secara lebih professional. Berdasarkan hal itu, Sentral Sistem Consulting kini dapat memprovide training HRD BNSP untuk teman-teman yang sedang mencari pelatihan bagi Human Resources nya dan membutuhkan sertifikat BNSP yang diakui secara nasional maupun regionaL

TRAINING DAN UJI KOMPETENSI HRD/SDM SKEMA LEVEL SUPERVISOR (BNSP CERTIFIED)

REGISTER SKEMA LEVEL SUPERVISOR Berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No 115 tahun 2022 tentang Pemberlakuan Wajib Sertifikasi Kompetensi Kerja bagi Tenaga Kerja Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, maka setiap praktisi di bidang SDM wajib memiliki sertifikat Kompetensi. Tujuan kegiatan ini agar praktisi HR mampu mengelola SDM dengan lebih kondusif dan perusahaan pun dapat menerjemahkan kebijakan ketentuan kekaryawanan secara lebih professional. Berdasarkan hal itu, Sentral Sistem Consulting kini dapat memprovide training HRD BNSP untuk teman-teman yang sedang mencari pelatihan bagi Human Resources nya dan membutuhkan sertifikat BNSP yang diakui secara nasional maupun regional

TRAINING DAN UJI KOMPETENSI HRD/SDM SKEMA LEVEL MANAGER (BNSP CERTIFIED)

REGISTER SKEMA LEVEL MANAGER Berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No 115 tahun 2022 tentang Pemberlakuan Wajib Sertifikasi Kompetensi Kerja bagi Tenaga Kerja Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, maka setiap praktisi di bidang SDM wajib memiliki sertifikat Kompetensi. Tujuan kegiatan ini agar praktisi HR mampu mengelola SDM dengan lebih kondusif dan perusahaan pun dapat menerjemahkan kebijakan ketentuan kekaryawanan secara lebih professional. Berdasarkan hal itu, Sentral Sistem Consulting kini dapat memprovide training HRD BNSP untuk teman-teman yang sedang mencari pelatihan bagi Human Resources nya dan membutuhkan sertifikat BNSP yang diakui secara nasional maupun regional

SEMINAR DIGITALISASI ISO

  REGISTER HERE!   Seminar Digitalisasi ISO Dilatarbelakangi oleh tuntutan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, kita harus bisa beradaptasi terhadap perubahan yang cepat.Salah satunya perubahan yang harus segera kita lakukan adalah dengan mengotomasi proses bisnis menjadi berbasis digital.Penggunaan basis digital dalam bisnis memiliki banyak keuntungan. Selain itu, penggunaan digital dapat membantu menghindari berbagai kerugian yang bersumber dari hal-hal seperti konsistensi rendah, pemantauan yang sulit, dan banyak hal lainnya.Oleh karena itu Sentral Sistem hadir dengan SEMINAR DIGITALISASI ISO yang akan mengupas lebih dalam bagaimana cara mengotomasi sebuah proses bisnis dengan kehadiran aspek digital. Manfaat Digitalisasi ISO Menjaga konsistensi penerapan sistem Pengontrolan 100% by program Menghindari human error Meningkatkan efisiensi hingga 30% Kemudahan akses data dan sistem REGISTER HERE!  

PUBLIC TRAINING CALIBRATION ALL PACKAGE (DECEMBER BATCH)

    REGISTER HERE!   Public Training Kalibrasi Sistem manajemen mutu men-syaratkan perusahaan untuk melakukan kalibrasi peralatan ukur yang dipakai selama proses produksi. Selain untuk persyaratan admnistrasi, manfaat kalibrasi sesungguhnya banyak sekali. Salah satunya, untuk menghindari cacat produk serta untuk meminimalisir kecelakaan kerja ketika proses produksi. Oleh karena itu, alangkah lebih baik jika sebuah perusahaan memiliki kalibrator internal untuk mengkalibrasi alat ukur secara rutin.   Tujuan Training Kalibrasi Memiliki kemampuan melakukan kalibrasi alat ukur dengan metode dan prosedur yang berlaku secara internasional. Dan mengetahui Teknik kalibrasi / verifikasi alat ukur / alat pantau besaran Dimensi dan Volume. Mampu melakukan kalibrasi internal secara tepat. Mengerti mengenai standar dari masing-masing konsep kalibrasi / verifikasi dan manajemen kalibrasi, sesuai dengan standar acuan yang sudah dibakukan. Peserta mampu melaksanakan kalibrasi alat ukur serta Analisa perhitungan ketidakpastian dari data kalibrasi dengan memahami ketidakpastian dan perhitungannya. Dengan kalibrasi mengetahui seberapa jauh kesalahan (penyimpangan) alat ukur tersebut, sehingga ketelitian alat ukur tersebut dapat diketahui. Mampu dan mengerti membaca atau membuat laporan hasil kalibrasi / sertifikat kalibrasi.   Nilai Tambah Training Kalibrasi bersama Sentral Sistem Training dengan konsep ROTI (Return On Training Investment). Peserta diwajibkan menerapkan ilmu yang sudah diberikan. Menerapkan “Implementation Challenge” Menyusun satu rencana perbaikan yang disepakati oleh Management Menyusun program kerja untuk mencapai target Melaksanakan program kerja, evaluasi dan perbaikan Presentasi hasil, menyampaikan ide dan gagasan Fokus pada perubahan pola piker Training dengan pendekatan logika Training yang bersifat “Fun” Sentral Sistem memiliki Laboratorium Kalibrasi sendiri yang telah terakreditasi KAN. Trainer Sentral Sistem memiliki banyak pengalaman menyelesaikan permasalahan teknis di lapangan seputar kalibrasi alat.   REGISTER HERE!

Got any consulting related question?

News

Pentingnya Pengawasan K3 dalam Bekerja

Dunia kerja sering dikaitkan dengan kasus insiden dan angka kecelakaan kerja. Sebagai indikator keberhasilan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), zero accident sering kali ditetapkan sebagai target K3 di perusahaan. Namun, bagaimana agar target tersebut dapat tercapai? Faktor Terjadinya Accident Penting bagi perusahaan untuk memahami bagaimana insiden dapat terjadi. Insiden tidak serta merta terjadi begitu saja, insiden dapat diprediksi kapan terjadinya. Seperti bola salju, insiden dapat terjadi akibat perilaku berisiko yang sering diabaikan. Dalam Teori Domino dijelaskan bahwa accident dapat terjadi akibat beberapa faktor, di antaranya: kejadian near miss yang diabaikan/tidak ditindaklanjuti, perilaku tidak aman (unsafe act) dan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition), faktor internal (kondisi badan tidak fit, kurang menguasai pekerjaan) dan faktor eksternal (kurangnya motivasi kerja, beban kerja berlebih, tekanan dari atasan), lemahnya pengawasan K3, kurangnya komitmen K3 dari manajemen. Gambar 1. Teori Domino Fungsi Pengawasan K3 Apabila penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan sudah baik, perusahaan sudah menyediakan dokumen kerja, kebijakan, fasilitas, serta perlengkapan K3, namun masih terdapat kecelakaan kerja, maka yang perlu ditingkatkan adalah penerapan pengawasan K3 oleh manajemen. Fungsi manajemen adalah memastikan bahwa pekerja dapat menerapkan K3 di perusahaan dengan baik. Manajemen dapat melakukan penjadwalan untuk melakukan pengawasan K3 di lapangan. Pentingnya peran manajemen di lapangan akan lebih didengar dan diperhatikan oleh pekerja, sehingga dapat meningkatkan kepedulian pekerja dalam berperilaku aman. Baca juga: Upaya Kesehatan Kerja yang Terintegrasi dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pentingnya Pengawasan K3 Sebagai contoh, ketika terdapat pekerjaan risiko tinggi seperti pengelasan pada mesin produksi, HSE telah menerbitkan izin kerja dan JSA, pengecekan peralatan kerja sudah dilakukan, dan standar Alat Pelindung Diri (APD) telah ditetapkan, namun tidak ada pengawasan K3 terhadap pekerja saat melakukan pekerjaan pengelasan. Hal ini dapat menyebabkan perilaku tidak aman yang dapat dilakukan oleh pekerja, seperti APD yang dipakai tidak sesuai dengan standar dengan alasan tidak nyaman. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya insiden. Pengawasan K3 dapat dilakukan sebelum dan saat pekerjaan berlangsung untuk memastikan pekerjaan dijalankan sesuai dengan rencana dan potensi bahaya telah dikendalikan. Di sinilah peran penting manajemen untuk memastikan tidak adanya kelalaian sistem dalam bekerja. Pengawasan K3 tidak perlu dilakukan saat pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai. Pengawasan K3 oleh manajemen dapat dilakukan dengan mengingatkan akan pentingnya bahaya dan risiko K3 dalam bekerja. Dengan begitu, diharapkan pekerja dapat lebih peduli terhadap bahaya yang ada di area kerja masing-masing dan melakukan pengendalian yang sesuai dengan potensi bahaya yang ada. Penting bagi manajemen untuk memberikan motivasi kerja atau pujian kepada pekerja, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pekerja terhadap perusahaan. ***  Bila ada pertanyaan seputar implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L), Identifikasi Bahaya Risiko, Aspek Dampak Lingkungan dalam Penerapan Sistem Manajemen K3L, Penetapan Potensi Bahaya Besar dan Menengah di Perusahaan, Audit Risiko dan Kinerja K3L, Membangun Perilaku K3, Safety Maturity, Audit Risiko dan Kinerja Lingkungan, Sistem Informasi Elektronik Lingkungan Hidup (SIMPEL), yuk langsung hubungi Marketing Sentral Sistem Consulting! WA/Telp: 0821-2121-9252 (Marketing) | Email: marketing@sentralsistem.com Instagram: @sentral.sistem | LinkedIn: Sentral Sistem Consulting | Facebook: Sentral Sistem Consulting

Peran Sumur Resapan dalam Mencegah Banjir

Meningkatnya jumlah populasi manusia di muka bumi diperkirakan akan memberikan dampak terhadap lingkungan, salah satunya adalah perubahan bentuk atau lanskap permukaan bumi. Perubahan ini dapat terjadi karena manusia akan menggunakan lahan untuk membangun infrastruktur sebagai penunjang ekonomi atau tempat berlindung. Dalam hal ini, manusia akan mendirikan bangunan tempat tinggal, gedung perkantoran, pabrik, dan jalan di atas permukaan tanah. Pada saat permukaan tanah tertutup oleh bangunan, beton, atau aspal, hal ini akan menganggu siklus hidrologi. Siklus hidrologi merupakan siklus daur ulang atau perputaran air di Bumi. Gambar Siklus Hidrologi Sumber: https://gpm.nasa.gov/ Siklus Air Hujan Hakekatnya, pada kondisi tertentu, air akan menguap, mengalami kondensasi, dan menyebabkan hujan. Pada saat hujan turun, dalam kondisi ideal, air hujan akan terserap ke permukaan tanah, mengalir ke sungai, mengalir ke danau, mengalir ke rawa, mengalir ke laut, dan diserap oleh tanaman. Namun, jika permukaan tanah tertutup oleh bangunan atau infrastruktur kedap air, hal ini akan memicu peningkatan volume air limpasan (run off) di lingkungan hidup. Air limpasan adalah air hujan yang tidak dapat diserap oleh tanah dan tanaman. Baca juga: Sejarah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Aliran Air Limpasan Selanjutnya, air limpasan akan mengalir ke daerah yang lebih rendah atau menuju sungai/danau. Jika tidak tersedia area penyerapan yang cukup, air limpasan akan menetap, memicu kejadian banjir di lingkungan. Ketika dialirkan ke sungai, hal ini dapat melebihi kapasitas sungai dan memicu banjir di lingkungan. Selanjutnya, jika air limpasan dialirkan ke danau atau sungai, diperkirakan akan mengganggu ekosistem air. Meningkatnya debit air dapat mengancam makhluk hidup yang tinggal di danau atau sungai. Pembangunan Berkelanjutan Melalui konsep pembangunan berkelanjutan, diharapkan pembangunan ekonomi dapat selaras dan berdampingan dengan aspek lingkungan hidup. Agar konsep pembangunan berkelanjutan dapat tercapai, pembangunan ekonomi perlu menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dengan kata lain, pada saat gedung dibangun, pabrik dibangun, perumahan dibangun, pengusaha, pemrakarsa, atau pemilik bangunan perlu menyediakan area sebagai tempat penyerapan air hujan sehingga tidak timbul air limpasan. Penyediaan area resapan dapat berbentuk seperti penyediaan sumur resapan, kolam resapan, atau lubang biopori. Gambar Konsep Sumur Resapan Sumber: Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 9 Tahun 2012 Manfaat Sumur Resapan Penyediaan sumur resapan atau kolam resapan di area gedung, pabrik, dan lainnya merupakan salah satu cara agar air limpasan tidak muncul di lingkungan hidup. Pada dasarnya, kolam atau sumur resapan adalah tempat yang diperuntukkan untuk menampung air hujan. Secara perlahan, air hujan akan terserap ke dalam tanah, sehingga air limpasan tidak muncul. Selain mencegah munculnya air limpasan, sumur resapan dan kolam resapan juga memiliki fungsi untuk menjaga pasokan air tanah, yang juga dapat mencegah penurunan permukaan tanah. Penerapan penyediaan sumur resapan atau kolam resapan di Indonesia secara regulasi telah diwajibkan. Pada saat pembangunan infrastruktur seperti gedung, pabrik, dan lainnya berlangsung, pemilik bangunan atau pemrakarsa harus menyediakan sumur resapan atau kolam resapan dengan ukuran tertentu sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Terdapat dua jenis sumur resapan yang dapat diterapkan, yaitu sumur resapan dangkal dan sumur resapan dalam. Pemilihan jenis sumur resapan dapat disesuaikan dengan kondisi tanah. *** Divisi Environmental Improvement Sentral Sistem Consulting siap melayani Anda untuk memberikan konsultasi lingkungan dan membantu Penyusunan Dokumen Persetujuan Lingkungan, SIMPEL, KLHK, Persetujuan Teknis Lingkungan, PROPER, dan Program Safe and Save (Program Improvement Lingkungan untuk Safe untuk lingkungan dan Save dari pengeluaran biaya lingkungan) Info lebih lanjut hubungi :  WA/Telp: 0821-2121-9252 (Marketing) | Email: marketing@sentralsistem.com Instagram: @sentral.sistem | LinkedIn: Sentral Sistem Consulting | Facebook: Sentral Sistem Consulting  

Peran CRUD (Create, Read, Update, Delete) dalam Menjaga Keamanan Informasi

Dalam Sistem Keamanan Informasi, kita mengenal 3 istilah penting yang disingkat sebagai CIA (Confidentiality, Integrity, dan Availability), yang merujuk pada kerahasiaan, integritas data (data yang dapat dipercaya), dan ketersediaan data. Untuk menjaga ketiga hal tersebut, maka perusahaan perlu mengatur hak akses dari user dalam menggunakan program. Pengaturan hak akses bisa dikelompokkan menggunakan kategori CRUD (Create, Read, Update, Delete).  Tujuan akhirnya tentu saja adalah untuk menjaga CIA dari sistem keamanan informasi. Ketersediaan (Availability) dan Kerahasiaan (Confidentiality) Informasi Saat ini, semua perusahaan menggunakan aplikasi dalam bekerja. Untuk mendapatkan informasi, karyawan atau manajemen perlu memiliki hak akses agar dapat melihat informasi yang diperlukan. Namun, hak akses juga perlu dibatasi untuk menjaga kerahasiaan informasi. Sebagai contoh sederhana, karyawan tidak dapat melihat informasi gaji yang dimasukkan ke dalam program payroll. Pembatasan hak akses read pada CRUD berperan dalam menjaga kerahasiaan data (confidentiality). Integritas Data (Integrity) Untuk menjaga integritas data, diperlukan pengaturan personal yang memiliki wewenang untuk kategori create, update, dan delete dalam CRUD. Ada personal yang diberi tugas untuk create atau menginput data. Terkadang personal yang melakukan create (input) data diberi kewenangan terbatas, hanya dapat melakukan input tanpa memiliki wewenang untuk melakukan update (koreksi) data. Sebagai contoh, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS): a. Ada petugas yang melakukan create (input) hasil ke dalam program. b. Ada juga petugas QC yang memeriksa keabsahan data dan melakukan update (revisi), jika ditemukan kesalahan. c. Untuk menjaga conflict of interest, SOP bisa mengatur pemisahan tanggung jawab antara yang melakukan create (input) vs yang melakukan update (pemeriksaan). Ini bertujuan untuk memastikan integritas data terjaga (I dalam CIA). 2. Setelah data diinput dan diperiksa, maka personal berikutnya hanya diberi kewenangan untuk membaca saja. Jika personal berikutnya diberi akses untuk merubah (update) data, maka integritas (I dalam CIA) data bisa menjadi bermasalah. a. SOP juga bisa mengatur jika ditemukan data bermasalah, maka harus dibuatkan berita acara, untuk kemudian di-cross-check terhadap data asli dan personal yang melakukan input dan verifikasi data. Pengecekan perlu dilakukan untuk tindakan perbaikan agar masalah tidak terulang. b. SOP juga harus mengatur siapa yang memiliki wewenang untuk melakukan update (perbaikan) data di tingkatan atas. 3. Untuk menjaga integritas data dan menjaga kehilangan data, sistem juga perlu mengatur personal yang memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan data, delete. Untuk penghapusan data, sebaiknya dibuat berita acara untuk keperluan penelusuran saat terjadi masalah. Baca juga: PENTINGNYA ANALISIS DATA AKTUAL DALAM BISNIS Hal Lain yang Perlu Diatur Untuk melengkapi SOP di atas, sistem juga perlu mengatur: Kemungkinan terjadinya conflict of interest dalam sistem pengaturan CRUD (Create, Read, Update, Delete). Membuat perjanjian NDA (Non-disclosure Agreement) terhadap semua personal yang mendapatkan akses terhadap aplikasi. Melakukan peninjauan terhadap perubahan akses sesuai dengan perubahan struktur organisasi atau personal yang bersangkutan sudah tidak lagi bekerja. Dengan menerapkan pengaturan CRUD (Create, Read, Update, Delete) yang tepat, mengelola integritas data dengan cermat, dan mematuhi SOP yang telah ditetapkan, kita dapat melindungi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi yang sangat berharga. Mari kita improve dan jaga keamanan data kita agar tetap aman dan terlindungi dari ancaman cyber. Semoga Artikel ini bermanfaat, untuk meningkatkan kinerja perusahaan terkait keamanan informasi. Salam Improvement. There is Always Room for Improvement! *** Ada pertanyaan seputar implementasi ISO 27001: Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan persiapan sertifikasi? Bingung menerapkan ISO 27001 harus mulai dari mana? Langsung hubungi Marketing Sentral Sistem Consulting di sini: WA/Telp: 0821-2121-9252 (Marketing) | Email: marketing@sentralsistem.com Instagram: @sentral.sistem | LinkedIn: Sentral Sistem Consulting | Facebook: Sentral Sistem Consulting

Peran Tanaman untuk Mengurangi Polusi Udara

Pencemaran udara atau polusi udara sudah menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan kita. Penyebab terbesar dari polusi udara adalah kendaraan bermotor. Tanpa kita sadari, kita turut berperan dalam pencemaran udara setiap kali menggunakan kendaraan bermotor. Polusi udara merupakan masalah global yang dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan polusi udara yang sedang terjadi. Tahukah kalian bahwa menanam tanaman atau pohon dapat membantu mengurangi dampak pencemaran udara tersebut? Salah satu upaya untuk mengurangi polusi udara yang dapat dilakukan adalah melibatkan pohon dan ruang hijau dengan cara menanam tanaman atau pohon. Sejatinya, menanam banyak pohon memiliki peran yang penting dalam mengurangi polusi udara. Berikut adalah manfaat dari menanam pohon: 1. Penyerap Polutan Dengan adanya pohon, dapat menyerap partikel-partikel polutan udara seperti debu dan gas berbahaya serta membantu membersihkan udara di sekitarnya. 2. Penghasil Oksigen Melalui proses fotosintesis, pohon menghasilkan oksigen yang bersih, meningkatkan kualitas udara, dan menjaga keseimbangan oksigen di lingkungan sekitarnya. 3. Mengurangi Efek Rumah Kaca Pohon juga berperan dalam mengurangi efek rumah kaca yang disebabkan oleh gas-gas karbon dioksida yang ada di atmosfer kita. Gas karbon dioksida ini akan menghalangi panas keluar dari bumi; akibatnya, bumi mengalami kenaikan suhu yang berdampak buruk bagi iklim dunia. Menanam pohon dapat menjadi solusi dari permasalahan ini, karena pohon akan menyerap karbon dioksida yang ada di udara. Akibatnya, pohon dapat mengurangi efek rumah kaca. 4. Penyaring Air Alami Pohon merupakan fasilitas penyaring air yang alami. Selain menyaring air, pohon juga dapat menyimpan air tanah dan sebagian besar pasokan air bersih yang kita gunakan sehari-hari. Baca juga: Peran Sabuk Hijau (Green Belt) untuk Mengurai Kebisingan 5. Menurunkan Suhu Udara dan Memberikan perlindungan Mikro Daerah yang dikelilingi oleh pepohonan dan ruang hijau cenderung memiliki suhu yang lebih rendah, mengurangi efek panas perkotaan, dan meningkatkan kualitas udara mikro di sekitarnya. 6. Manfaat Kesehatan Penelitian menunjukkan bahwa paparan pohon dan ruang hijau dapat meningkatkan kesehatan pernapasan manusia, mengurangi risiko penyakit pernapasan, dan gejala yang terkait dengan polusi udara. Pohon dan ruang hijau dapat menjadi salah satu solusi polusi udara, karena pohon dan ruang hijau berperan penting dalam melawan polusi udara secara alami dan efektif. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kembali kesadaran akan petingnya melakukan pelestarian lingkungan seperti menanam tanamanan atau pohon dan ruang hijau dalam lingkungan kota, setidaknya hal tersebut dapat dimulai dari lingkungan tempat tinggal kita. Dengan menjaga dan memperluas keberadaan pohon dan ruang hijau, polusi udara dapat dilawan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. *** Divisi Environmental Improvement Sentral Sistem Consulting siap melayani Anda untuk memberikan konsultasi lingkungan dan membantu Penyusunan Dokumen Persetujuan Lingkungan, SIMPEL, KLHK, Persetujuan Teknis Lingkungan, PROPER, dan Program Safe and Save (Program Improvement Lingkungan untuk Safe untuk lingkungan dan Save dari pengeluaran biaya lingkungan) Info lebih lanjut hubungi :  WA/Telp: 0821-2121-9252 (Marketing) | Email: marketing@sentralsistem.com Instagram: @sentral.sistem | LinkedIn: Sentral Sistem Consulting | Facebook: Sentral Sistem Consulting  

Salah Satu Cara untuk Melakukan Identifikasi Bottleneck

Bottleneck adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu titik atau area dalam suatu sistem di mana laju atau kapasitasnya terbatas oleh suatu komponen atau proses tertentu. Secara harfiah, Bottleneck dapat diartikan sebagai leher botol, di mana aliran cairan terbatas oleh lebar lubang pada bagian tengah botol. Dalam konteks bisnis atau teknologi, Bottleneck mengacu pada situasi di mana kemajuan atau kinerja suatu sistem dihambat oleh satu atau beberapa elemen yang memiliki kapasitas terendah. Salah satu cara untuk mengetahui proses mana yang mengalami Bottleneck adalah dengan mengukur Takt Time dan Cycle Time. Apa Itu Takt Time?  Takt Time adalah waktu yang diperbolehkan untuk menyelesaikan satu unit produk agar dapat memenuhi permintaan pelanggan atau kebutuhan pasar. Dalam kata lain, Takt Time adalah waktu yang tersedia untuk membuat satu produk atau menyelesaikan satu unit dalam suatu proses produksi. Rumus Takt Time dapat dihitung dengan membagi waktu yang tersedia untuk produksi dengan jumlah unit yang harus diproduksi. Rumusnya adalah: Takt Time membantu dalam mengatur laju produksi sehingga sesuai dengan tingkat permintaan pelanggan. Jika Takt Time dijalankan dengan baik, maka setiap langkah dalam proses produksi harus diselesaikan dalam waktu yang sesuai dengan Takt Time tersebut. Apa Itu Cycle Time ?  Cycle Time adalah istilah yang digunakan dalam konteks produksi dan manufaktur untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus atau satu unit produk dalam suatu proses produksi. Cycle Time mencakup waktu mulai hingga selesai untuk membuat satu produk atau unit. Rumus Cycle Time adalah: Pengukuran Cycle Time membantu organisasi untuk mengidentifikasi efisiensi dalam proses produksi, mengelola kapasitas, dan memahami kinerja produksi secara keseluruhan. Salah satu tujuan perusahaan adalah mengurangi Cycle Time untuk meningkatkan efisiensi. Pemantauan dan pengelolaan Cycle Time dapat menjadi bagian penting dari strategi lean manufacturing dan upaya untuk terus meningkatkan proses produksi. Baca juga: Memahami Number of Distinct Categories (NDC) dan Manfaatnya Alasan Perusahaan Melakukan Analisis Takt Time dan Cycle Time Perusahaan melakukan analisis Takt Time dan Cycle Time untuk beberapa alasan utama yang berkaitan dengan efisiensi operasional, perbaikan proses, dan pengelolaan sumber daya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan analisis Takt Time dan Cycle Time: Efisiensi Operasional: a. Identifikasi Lebih Cepat Membantu perusahaan mengidentifikasi titik-titik Bottleneck atau hambatan dalam proses produksi atau operasional. Dengan mengetahui di mana proses memakan waktu lebih lama dari yang seharusnya, perusahaan dapat fokus pada perbaikan di area tersebut untuk meningkatkan efisiensi. b. Mengoptimalkan Aliran Kerja Dengan memahami Cycle Time setiap langkah dalam suatu proses, perusahaan dapat mengoptimalkan aliran kerja untuk mengurangi waktu total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk atau layanan. Ini dapat mencakup penyesuaian urutan tugas, alokasi sumber daya yang lebih efektif, atau penggunaan teknologi yang lebih baik. 2. Peningkatan Kualitas: a. Membantu Perusahaan dalam Pemantauan Kinerja Proses Jika Cycle Time meningkat secara signifikan, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa ada masalah dalam proses produksi atau operasional, yang dapat mempengaruhi kualitas produk atau layanan. b. Meminimalkan Waktu Inspeksi dan Pengujian Dengan mengoptimalkan Takt Time dan Cycle Time, perusahaan dapat meminimalkan waktu yang diperlukan untuk inspeksi dan pengujian. Ini dapat membantu dalam mendeteksi dan mengatasi masalah kualitas lebih cepat, mengurangi risiko produk cacat, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. 3. Manajemen Sumber Daya: a. Perencanaan Produksi yang Lebih Baik Dengan mengetahui Cycle Time untuk setiap langkah produksi, perusahaan dapat melakukan perencanaan produksi yang lebih akurat. Ini membantu dalam pengelolaan inventaris dan perencanaan persediaan dengan lebih efektif. b. Pengelolaan Tenaga Kerja dan Mesin Analisis Cycle Time membantu dalam alokasi sumber daya seperti tenaga kerja dan mesin dengan lebih efisien. Perusahaan dapat menyesuaikan jadwal kerja dan kapasitas produksi untuk mencocokkan permintaan pasar dengan lebih baik. 4. Peningkatan Responsivitas Terhadap Pasar: Dengan pemahaman yang baik tentang Cycle Time, perusahaan dapat lebih cepat beradaptasi dengan perubahan permintaan pasar. Mereka dapat mengubah produksi atau layanan mereka dengan lebih fleksibel dan responsif. 5. Pengukuran Kinerja dan Perbaikan Berkelanjutan: a. Membantu Mengukur Kinerja Operasional Analisis Takt Time dan Cycle Time membantu perusahaan dalam mengukur kinerja operasional mereka dan melakukan perbandingan dengan standar industri atau pesaing (benchmarking). Ini membantu perusahaan untuk mengetahui sejauh mana mereka dapat meningkatkan efisiensi mereka. b. Perbaikan Berkelanjutan Dengan terus-menerus memonitor dan menganalisis Cycle Time, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang perbaikan berkelanjutan. Ini menjadi dasar untuk implementasi metode kontinu perbaikan seperti Lean dan Six Sigma. *** Ada pertanyaan seputar implementasi Sistem Manajemen IATF 16949:2016, persiapan sertifikasi, persiapan surveillance, persiapan renewal IATF 16949:2016, atau ingin memerluas scope IATF 16949:2017? Bingung menerapkan Core Tools harus mulai dari mana? Ingin memperbaiki Core Tools supaya benar-benar menjadi teknologi analisis bagi perusahaan Anda? Langsung hubungi Marketing Sentral Sistem Consulting di sini: WA/Telp: 0821-2121-9252 (Marketing) | Email: marketing@sentralsistem.com Instagram: @sentral.sistem | LinkedIn: Sentral Sistem Consulting | Facebook: Sentral Sistem Consulting