Butuh bantuan? Chat dengan kami via WhatsApp

SEMINAR DIGITALISASI ISO

02 Januari 2023

Bekasi, 26 Jan 2023 - 26 Jan 2023

Jl. Raya Cikarang - Cibarusah No.KM. 40 No. 17, Pasirsari, Cikarang Sel., Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 17550

Price

Rp 1,000,000

Contact

Call : MARKETING - 082121219252

Maps

News

Memahami 3 Tipe Pemimpin dalam Memecahkan Masalah

"Kemampuan Anda dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan yang baik adalah ukuran sejati dari keterampilan Anda sebagai seorang pemimpin." Kutipan di atas merupakan pernyataan Brian Tracy, seorang pelatih dan penulis terkenal asal Kanada. Sebagai seorang pemimpin, kecakapan seseorang dapat dilihat ketika mereka menghadapi masalah dan mengambil keputusan. Saya percaya bahwa ada tiga tipe pemimpin dalam memecahkan masalah. Silakan melanjutkan membaca, mungkin Anda dapat mengidentifikasi diri Anda dengan salah satu tipe ini. 1. Pemimpin Tipe "Pemadam Kebakaran":Tipe pemimpin ini bekerja dengan cepat saat terjadi "kebakaran". Mereka mengambil tindakan segera untuk memadamkan api, namun sering kali hanya memfokuskan pada menghilangkan masalah tersebut tanpa mencari akar penyebabnya. Setelah api padam, mereka menganggap tugas selesai. Contohnya, ketika ada mesin yang rusak, mereka segera memerintahkan perbaikannya. Jika ada keterlambatan dalam pengiriman material, mereka akan melakukan tindak lanjut untuk mempercepat kedatangannya. Jika ada keterlambatan dalam produksi, mereka akan memerintahkan lembur untuk mengejar ketertinggalan. Jika seorang karyawan baru melakukan kesalahan, mereka akan segera menegur karyawan tersebut agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tipe pemimpin ini tidak meninggalkan warisan yang berarti bagi perusahaan. Selama kepemimpinannya, mereka mampu mengatasi kebakaran dengan cepat, tetapi jumlah masalah yang muncul tidak berkurang. 2. Pemimpin Tipe "Individu Pemecah Masalah":Tipe pemimpin ini adalah pemimpin yang cerdas. Mereka tidak hanya berusaha untuk memadamkan api, tetapi juga menyelidiki akar penyebab "kebakaran". Mereka melakukan perbaikan pada akar masalah sehingga secara perlahan masalah tersebut dapat berkurang. Misalnya, ketika sering terjadi kebakaran, pemimpin ini akan langsung terjun ke lapangan untuk menganalisis penyebabnya. Jika ditemukan bahwa banyak kebakaran terjadi akibat instalasi sistem kelistrikan yang buruk, mereka akan memerintahkan perbaikan pada sistem kelistrikan tersebut. Tipe pemimpin seperti ini memiliki keunggulan dalam bekerja. Mereka secara aktif terlibat dalam analisis dan memberikan arahan mengenai tindakan yang harus diambil. Warisan yang mereka tinggalkan adalah perusahaan yang lebih stabil, dengan jumlah masalah yang berkurang karena perbaikan yang ditujukan pada akar masalah. Namun, kelemahan tipe pemimpin ini adalah bahwa mereka mungkin memiliki karyawan yang terbiasa bersikap pasif atau hanya bekerja sesuai arahan. 3. Pemimpin Tipe "Coach":Tipe pemimpin ini fokus pada pembinaan dan pelatihan tim. Mereka mengajarkan tim untuk memiliki kemampuan analisis yang baik. Mereka mendiskusikan masalah dengan tim, mendorong mereka untuk memecahkan masalah sendiri, dan memberikan bimbingan hingga tim mampu mengatasi masalah dengan baik. Pemimpin seperti ini tetap meluangkan waktu untuk melakukan bimbingan meskipun mereka sibuk dengan tugas sehari-hari. Warisan yang mereka tinggalkan adalah perusahaan yang stabil karena memiliki tim yang hebat.

5 RAHASIA SUKSES PROBLEM SOLVING

5 RAHASIA SUKSES PROBLEM SOLVING Oleh: Imanuel Iman   1. Mengatasi Mental Blok  “Susah”, “Nggak bisa”, “Bisa sih, asalkan..”, “Tidak ada cara lain kecuali mesin di ganti”, “Bisa sih asal orang lain support” dsb. Ini adalah hal pertama yang harus dihadapi. Ketika kita kesulitan dan menganggap masalah hanya bisa diselesaikan dengan prasyarat tertentu, maka kita akan berhenti berpikir. Inilah awal mula kegagalan problem solving. Kita menyatakan kalah sebelum berperang. 2. Memahami Basic Teori Keilmuan Atas Masalah Yang Kita Bahas Banyak orang melakukan analisa menggunakan intuisi, akibatnya analisa menjadi lebih menggunakan opini dan saling berdebat mempertahankan opini daripada menggunakan pendekatan ilmiah. Padahal jika ingin sukses dalam problem solving, maka harus 100% menggunakan pendekatan ilmiah.  3. Memahami Basis Teori Analisis Setelah memahami basic teori keilmuan, kita harus melakukan analisis menggunakan pendekatan basis teori analisis, misalnya analisa general 80% tidak akan berhasil. Big Data; datanya perlu dikelompokkan terlebih dahulu. Problem bisa dibagi dua; problem ketidakstabilan vs ketidakmampuan, dan sebagainya. 4. Analisa yang Terstruktur Tahap pertama adalah identifikasi fakta masalah, bukan analisa penyebab. Kalau masalahnya saja belum jelas dan spesifik, bagaimana mungkin kita bisa menganalisa penyebabnya. Jangan menyimpulkan penyebab di awal, menggunakan opini, baru kemudian mencari fakta pendukung atas opini. Problem solving bukan politik. 5. Mengunakan Teknik Analisa yang Tepat Menggunakan pisau roti untuk memotong roti, jangan menggunakan pisau roti untuk memotong kayu. Tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan teknik tulang ikan, dan tidak juga semua masalah bisa diselesaikan dengan cara  5W, why-why analysis. Gunakan alat analisis yang sesuai. Yuk kita tingkatkan kemampuan problem solving, untuk mempersiapkan diri kita menjadi orang hebat. Ingat! Menurut data World Economic Forum, problem solving merupakan salah satu dari empat kelompok skill serta menjadi dasar 5 ilmu dari 10 ilmu yang dibutuhkan di tahun 2025. 

10 NEW SKILLS TAHUN 2025: ACTIVE LEARNING AND LEARNING STRATEGIES

10 NEW SKILLS TAHUN 2025: ACTIVE LEARNING AND LEARNING STRATEGIES Oleh: Imanuel Iman   Halo Sobat Improvement! Menurut data dari World Economic Forum, diketahui bahwa salah satu skill yang diperlukan di tahun 2025 adalah ACTIVE LEARNING AND LEARNING STRATEGIES. Yuk kita simak pengertian active learning and learning strategies serta mengapa skill itu dibutuhkan. 1. Active Learning Active Learning merupakan sebuah kegiatan di mana diri kita sendiri yang melakukan update pengetahuan secara mandiri. Artinya, dalam mendapatkan ilmu pengetahuan kita harus bersikap aktif mencari. Update pengetahuan diperlukan karena teknologi terus berkembang. Jika kita tidak melakukan update pengetahuan, itu berarti kita bergerak mundur, bukan bergerak maju. Ilmu kita jadi ketinggalan zaman. Imbasnya, kita akan mudah digantikan dengan orang baru yang lebih update perihal teknologi. Lalu mengapa kita perlu aktif mencari ilmu secara mandiri? Saat ini, metode mendapatkan ilmu dengan cara disuapi sudah tertinggal. Ditambah lagi, motivasi terbaik adalah motivasi yang datang dari dan untuk diri sendiri. Jika kita perlu disuruh dahulu untuk belajar, maka kemungkinan besar kita belajar hanya untuk menggugurkan kewajiban dan tanggung jawab, bukan karena merasa bahwa belajar adalah kebutuhan. Saat ini sumber informasi sudah tersedia di mana-mana, baik gratis maupun berbayar. Contohnya di internet, kita bisa berlangganan video edukasi di platform online berbayar. Selain itu, kita juga bisa mengunjungi website-website ataupun menonton video YouTube jika menginginkannya secara gratis. Pada akhirnya, kemauan belajar itu datang dari diri sendiri. Kita yang harus aktif mencari ilmu, bukan menunggu ilmu untuk diberikan kepada kita. 2. Learning Strategies Jika active learning adalah proses bagaimana kita secara mandiri aktif mencari ilmu, learning strategies adalah cara untuk menyerap ilmu yang sudah kita temukan. Salah satu contoh sederhana dari learning strategies adalah saat kita lebih memilih untuk belajar sedikit ilmu dan menerapkannya dengan maksimal guna membantu mengefektifkan pekerjaan daripada belajar banyak tapi menguap seiring berjalannya waktu. Mengenai learning strategies sendiri, ada beberapa teknik belajar yang bisa kita gunakan, di antaranya: 1. Belajar dengan Teknik HOTS Bukan LOTS Teknik LOTS atau Lower Order Thinking Skills adalah teknik belajar dengan cara menghafal. Kalaupun diterapkan, maka hasilnya tidak akan maksimal. Sementara, teknik belajar HOTS (tonton video mengenai TEKNIK BELAJAR HOTS) erat kaitannya dengan penerapan, menganalisis dan menciptakan sesuatu dari ilmu yang kita miliki. Menciptakan bukan berarti menciptakan ilmu baru, tapi berhasil memanfaatkan ilmu yang ada untuk membuat kita menjadi lebih baik.  2. Pelajari Hasil Riset Tentang Pemahaman Menurut penelitian tentang pemahaman manusa, diketahui bahwa saat kita melihat dan mendengar sebuah ilmu, maka kadar pemahaman kita hanyalah 20%. Sementara jika kita melakukan diskusi atau tukar pikiran dengan orang lain, kadar pemahaman meningkat menjadi 40%. Saat menerapkan teknik HOTS, tingkat penerapan akan menjadi 80%. Oleh karena itu, untuk mendapatkan pemahaman maksumal, kita perlu untuk mengajarkan orang lain. Bila perlu, kita perlu mengajarkannya hingga orang yang kita ajarkan bisa menerapkan ilmu yang kita sampaikan. Pada tingkat ini, maka kadar pemahaman telah mencapai 90%. Jadi, apalagi yang Anda tunggu? Anda harus memilih apakah Anda akan menjadi penonton kemajuan teknologi atau memanfaatkannya. Pilihannya ada pada diri Anda.   Note : Yuk mulai lakukan active learning. Caranya, kamu bisa meluangkan waktu 20 menit saja setiap hari untuk mencari ilmu baru. Dan jangan lupa untuk menggunakan teknik belajar yang efektif!

Peran Perusahaan Dalam Pencapaian NDC Pemerintah Indonesia Menuju Net Zero 2060

Peran Perusahaan Dalam Pencapaian NDC Pemerintah Indonesia Menuju Net Zero 2060 Oleh: Sya'bani Abdullah Amir   Indonesia turut berkontribusi dalam pencapain Net Zero tahun 2060 dengan menetapkan target kontribusi yang ditetapkan secara nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC) dan pengendalian emisi gas rumah kaca sebesar 29% (dua puluh sembilan persen) sampai dengan 41% (empat puluh satu persen) pada tahun 2030 dalam pembangunan Nasional. Kebijakan tersebut ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dalam Pembangunan Nasional. Guna memastikan kebijakan tersebut diimplementasikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan Tata Laksana yang disampaikan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 21 Tahun 2022 tentang Tata Laksana Penerapan Nilai Ekonomi Karbon. Pelaksanaan upaya pencapaian target NDC dilakukan melalui penyelenggaraan Mitigasi Perubahan Iklim dan Adaptasi Perubahan lklim. Mitigasi Perubahan Iklim adalah usaha pengendalian untuk mengurangi risiko akibat perubahan iklim melalui kegiatan yang dapat menurunkan emisi atau meningkatkan penyerapan GRK dan penyimpanan/penguatan cadangan karbon dari berbagai sumber emisi. Adaptasi Perubahan Iklim adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim, termasuk keragaman iklim dan kejadian ekstrim sehingga potensi kerusakan akibat perubahan iklim berkurang, peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan, dan konsekuensi yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi. Perusahaan / Pelaku Usaha diwajibkan untuk dapat berkontribusi dalam pelaksanaan mitigasi perubahan Iklim. Pelaksanaan mitigasi perubahan iklim dilakukan dengan menetapkan dan melaksanakan ketentuan sesuai Gambar Berikut:     Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Mitigasi Perubahan Iklim     Target perusahaan dalam pengurangan GRK dapat disesuaikan dengan NDC pemerintah Indonesia yaitu dengan menetapkan di Tahun 2030 tercapai pengurangan emisi GRK 29 – 41 %. Selain mengacu kepada ketentuan regulasi, pendekatan implementasi yang dilakukan oleh perusahaan juga dapat mengadopsi dari standar PAS 2060:2014 Tentang Spesifikasi Untuk Menunjukan Netralitas Karbon. Standar PAS 2060 menunjukan metode implementasi yang hampir sama dengan pendekatan implementasi yang ditetapkan pemerintah Indonesia. Adapun tahapan utama implementasi PAS 2060 dapat dilihat pada gambar berikut:       Konrtribusi perusahaan dalam pencapaian NDC pemerintah Indonesia terkait Net Zero juga dapat digunakan untuk meningkatkan indeks ESG perusahaan dan sejalan untuk kebutuhan pengungkapan perusahaan dalam laporan keberlanjutan dan penilaian PROPER. Ingin tahu lebih banyak tentang Carbon Neutral dan Program Improvement Lingkungan lainnya, segera hubungi Sentral Sistem Consulting. Kami siap membantu Anda untuk terus menjaga kelestarian lingkungan dengan terus melakukan peningkatan berkelanjutan dalam optimalisasi Program Lingkungan Anda. Lingkungan, bukan hanya untuk Perusahaan, untuk SAYA dan ANAK CUCU  

Tiga Ilmu Dasar yang Harus Dimiliki oleh Individu atau Perusahaan untuk Berkembang

Tiga Ilmu Dasar yang Harus Dimiliki oleh Individu atau Perusahaan untuk Berkembang Oleh: Imanuel Iman CEO Sentral Sistem Consulting Penulis Buku Transforming Organization   Ada tiga ilmu dasar yang harus dimiliki oleh individu atau perusahaan untuk berkembang, di antaranya; ilmu tindakan perbaikan, tindakan pencegahan, tindakan peningkatan.   TINDAKAN PERBAIKAN Ketika terjadi masalah, kita perlu menggunakan ilmu TINDAKAN PERBAIKAN untuk mengatasi masalah HINGGA KE AKAR PENYEBAB supaya masalah tidak terulang. Dengan menerapkan ilmu ini, masalah cukup terjadi satu kali saja, sehingga kita tidak terjebak di manajemen pemadam kebakaran, yang sibuk memadamkan kebakaran yang terus berulang. Namun seiring berjalannya waktu, ilmu berkembang dari fokus tindakan perbaikan ke fokus pencegahan, kita kemudian mengenal ilmu pencegahan.   TINDAKAN PENCEGAHAN TINDAKAN PENCEGAHAN dilakukan di awal, yaitu di tahap perencanaan untuk mencegah masalah! Suatu tindakan yang dilakukan terhadap potensi masalah atau tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan penyebab masalah. Tindakan pencegahan memang lebih baik, namun saat tindakan pencegahan tersebut gagal, maka perusahaan tetap memerlukan Tindakan Perbaikan supaya masalah tidak terulang. Namun, apakah menerapkan tindakan pencegahan dan tindakan perbaikan sudah cukup? Ternyata jawabannya adalah: BELUM! Baik tindakan pencegahan maupun perbaikan masih terkait dengan masalah. Selain mencegah dan melakukan tindakan perbaikan terhadap masalah, perusahaan juga perlu melakukan peningkatan, untuk menaikkan level perusahaan. Untuk itulah perusahaan juga perlu melakukan TINDAKAN PENINGKATAN.   TINDAKAN PENINGKATAN Tindakan Peningkatan (Improvement) tidak terkait dengan masalah, tapi melakukan tindakan inovasi untuk menaikkan level perusahaan. Sudahkah Anda atau perusahaan Anda melakukan ketiga hal ini? Tindakan Pencegahan, Perbaikan, dan Peningkatan ? Yuk kita terapkan 3 ilmu ini di perusahaan, juga di kehidupan kita sehari-hari.   Salam Improvement There is Always Room for Improvement.