Indonesia sudah menjadi bagian dari era globalisasi di mana persaingan bisnis tak lagi mengenal batas teritorial suatu negara. Dengan kondisi tersebut, perusahaan nasional harus besaing ketat dengan perusahaan yang berada di negara lain.
Salah satu kunci untuk dapat bersaing adalah dengan melakukan peningkatan terus menerus atau dikenal dengan continuous improvement.
Apa itu Continuous Improvement?
Continuous Improvement adalah usaha atau upaya berkelanjutan yang dilakukan untuk mengembangkan dan memperbaiki produk, pelayanan maupun proses.
Usaha-usaha tersebut bertujuan untuk mencari dan mendapatkan bentuk terbaik dari improvement yang dihasilkan. Menciptakan solusi terbaik dari masalah yang ada, yang hasilnya akan terus bertahan dan berkembang lebih baik lagi.
Dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 versi 2015 klausul 10.3 menyebut Continuous Improvement sebagai Continual Improvement. Siklus metode 4 langkah yakni PDCA (Plan, Do, Check, Act) dapat diterapkan dalam menjalankan Continuous Improvement Sistem Manajemen Mutu perusahaan.
Plan
Menetapkan tujuan dari sistem dan proses untuk memberikan hasil yang diinginkan. Merencanakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Do
Melaksanakan dan mengontrol apa yang telah direncanakan.
Check
Memantau serta mengukur proses dan hasil dari kebijakan atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Act
Mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja proses
Di bawah adalah 8 langkah mudah melakukan aktivitas Continous Improvement.
1. Tetapkan masalah yang dihadapi
Banyaknya masalah yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan dapat dipetakan melalui matrik masalah. Berikan nilai berdasarkan urgensi permasalahan menggunakan pendekatan diagram pareto untuk mengetahui frekuensi permasalahan dan menetapkan parameter dominan.
2. Pengumpulan data
Kumpulkan data terkait masalah yang akan diselesaikan. Data yang dikumpulkan harus jelas dan valid.
3. Mencari akar masalah
Dalam mencari akar masalah, metode Fishbone Diagram atau dikenal juga dengan Cause-Effect Diagram dapat diterapkan. Fishbone Diagram membantu dalam mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari suatu masalah.
Selain metode Fishbone Diagram, pendekatan 5-Why juga dapat menjadi pilihan untuk mengurutkan akar masalah. Dengan mengumpulkan orang-orang yang relevan dan memiliki semangat perbaikan, tanyakan 5 mengapa suatu masalah bisa terjadi.
4. Cari alternatif perbaikan
Setelah memahami masalah yang terjadi, rumuskan alternatif perbaikan dalam bentuk matrik sehingga memudahkan untuk melihat solusi mana yang paling baik. Tetapkan dua atau tiga alternatif perbaikan yang akan dijalankan.
5. Menjalankan solusi
Terapkan solusi di lokasi atau tempat sesuai dengan data yang ada. Kemudian melakukan pengukuran hasilnya berdasarkan periode data awal, misal 1 minggu, 1 bulan atau 3 bulan.
6. Analisa hasil pengukuran
Lakukan analisa apakah sudah sesuai dengan target ingin dicapai? jika belum kembali ke langkah 3 (mencari akar masalah), jika sudah sesuai maka dapat berlanjut ke langkah 7.
7. Standarisasi
Buat standarisasi berupa SOP apabila hasil yang ditargetkan tercapai.
8. Mencari masalah baru (Continuous improvement)
Petakan lagi masalah-masalah baru untuk terus melakukan perbaikan.
Baca juga:
——
Sentral Sistem merupakan Konsultan Strategi Manajemen yang fokus pada Peningkatan Kinerja Perusahaan, yakni Kinerja Bisnis, Mutu, Produktivitas, Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) dan Lingkungan. Servis lainnya berupa konsultasi dan training ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, IATF 16949, ISO 17025, ISO 13485, ISO 27001, ISO 50001, ISO 22000, GMP, AS 9100, AS 9120, dll. Hubungi kami di sini atau telepon 021-29067201-3.