MEMAHAMI PERBEDAAN VISI, MISI, KEBIJAKAN, CORE VALUE, TARGET, PROGRAM KERJA, DAN SOP

(PART 4/5: TARGET DAN PROGRAM KERJA)

Oleh: Imanuel Iman

CEO Sentral Sistem Consulting

Penulis Buku Transforming Organization

 

 

Pada part sebelumnya, kita telah belajar mengenai perbedaan visi, misi, kebijakan, dan core value. Selain empat elemen tersebut, ada hal lainnya yang menjadi elemen penting dalam organisasi yaitu target dan program kerja.

Target adalah goals atau tujuan. Target adalah hal-hal yang ingin dicapai di masa depan. Sebuah target tentunya harus lebih baik dari sebelumnya dan harus mengerucut menuju visi organisasi.

Dalam menetapkan sebuah target, organisasi atau departemen tidak bisa menetapkan target sesuai kemampuan organisasi. Sebuah target harus ditetapkan sesuai kebutuhan kompetisi di masa depan dan merupakan tahapan langkah menuju visi. Setelah target di tetapkan, organisasi kemudian membuat strategi untuk mencapai target, atau yang biasa disebut strategic initiative, program kerja, atau action plan.

Dalam membuat sebuah action plan, harus bersesuaian dengan target. Dikarenakan target itu harus lebih baik dari sebelumnya, maka program kerja juga harus yang bersifat terobosan hal baru, unik, dan out of the box. Bukan sesuatu yang sudah rutin dilakukan. Hal yang rutin tersebut bukanlah action plan. Hal yang rutin adalah termasuk ke dalam job desc dan merupakan SOP yang memang wajib dilakukan. Sebuah action plan harus mempertimbangkan risk yang bisa menghambat organisasi dari pencapaian target dan juga opportunity yang bisa mendukung organisasi dalam mencapai target.

Sebagai contoh:

Salah satu universitas memiliki target memperbaiki jumlah mahasiswa yang turun di 3 tahun terakhir. Dan pada tahun 2020, mereka memiliki target untuk menaikkan jumlah mahasiswa hingga 15%.

Team kemudian melakukan analisa berikut:

  1. Menganalisa prodi yang jumlah mahasiswanya turun dan melakukan analisa penyebabnya. Apakah jurusan tersebut memang sudah berkurang minatnya atau ada hal lain, misalnya kalah kompetisi dengan perguruan tinggi yang lain.
  2. Menganalisa prodi yang jumlah mahasiswanya naik kemudian mencari tahu apa yang bisa kita optimalkan dengan prodi tersebut.
  3. Mengidentifikasi risiko terkait target jumlah mahasiswa. Misalnya ada pendirian universitas luar negeri yang berpotensi menarik jumlah mahasiswa program internasional pindah ke universitas tersebut.
  4. Mengidentifikasi peluang. Misalnya program Merdeka Belajar, bisa menarik karyawan untuk kuliah dengan minimum tatap muka.

Berdasarkan analisa, organisasi kemudian membuat program kerja untuk mencapai target. Menetapkan penanggung jawab pelaksanaan program kerja dan batas waktu, untuk memastikan program kerja tidak sekedar dicatat tapi juga dieksekusi.

Jangan lupa untuk selalu menjalankan siklus PDCA. Penjelasan lengkapnya silakan cek  video berikit: https://youtu.be/k5mxvtyboqk